Profil PM Estonia Kaja Kallas, dari Iron Lady Eropa hingga Buronan Rusia
Rabu, 17 Juli 2024 - 23:23 WIB
Sejarawan Timothy Garton Ash baru-baru ini menyebut dirinya bersama dengan perdana menteri Spanyol dan Belanda – keduanya merupakan negara yang jauh lebih besar daripada Estonia – sebagai tiga pemain penting yang dapat bekerja sama dengan Emmanuel Macron yang baru saja terpilih kembali untuk membangun Uni Eropa yang baru dan dinamis.
Rusia telah mendaftarkan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, pendukung setia Ukraina, sebagai orang yang 'buronan'.
Menurut database Kementerian Dalam Negeri Rusia, Kallas kini dicari sehubungan dengan tuntutan pidana, bersama dengan Menteri Luar Negeri Estonia Taimar Peterkop dan Menteri Kebudayaan Lituania Simonas Kairys.
Kementerian Dalam Negeri pada awalnya tidak merinci tuduhan apa yang mereka hadapi.
Namun kemudian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kallas dan dua menteri Baltik lainnya telah ditetapkan sebagai buronan karena dugaan “penodaan memori sejarah.”
Tuduhan tersebut secara khusus berkaitan dengan “penghancuran monumen tentara Soviet,” menurut sumber yang dikutip oleh badan negara TASS Rusia. Kallas menyebut langkah Rusia “tidak mengejutkan”.
5. Jadi Buronan Rusia
Melansir Euro News, seorang juru bicara Kremlin mengatakan tuduhan itu berkaitan dengan "'penodaan memori sejarah."Rusia telah mendaftarkan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, pendukung setia Ukraina, sebagai orang yang 'buronan'.
Menurut database Kementerian Dalam Negeri Rusia, Kallas kini dicari sehubungan dengan tuntutan pidana, bersama dengan Menteri Luar Negeri Estonia Taimar Peterkop dan Menteri Kebudayaan Lituania Simonas Kairys.
Kementerian Dalam Negeri pada awalnya tidak merinci tuduhan apa yang mereka hadapi.
Namun kemudian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kallas dan dua menteri Baltik lainnya telah ditetapkan sebagai buronan karena dugaan “penodaan memori sejarah.”
Tuduhan tersebut secara khusus berkaitan dengan “penghancuran monumen tentara Soviet,” menurut sumber yang dikutip oleh badan negara TASS Rusia. Kallas menyebut langkah Rusia “tidak mengejutkan”.
(ahm)
tulis komentar anda