5 Alasan Popularitas Partai Sayap Kanan Meningkat di Eropa, Salah Satunya Pengaruh Rusia yang Makin Kuat
Kamis, 11 Juli 2024 - 13:45 WIB
PARIS - Selama beberapa dekade, ekstremisme di kedua ujung spektrum politik relatif jarang terjadi di Eropa , dan partai-partai yang beraliran kiri atau kanan cenderung mendominasi.
Hal ini telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dengan partai-partai yang dianggap sayap kanan bergeser dari kelompok pinggiran ke arus utama.
Misalnya saja, perolehan suara kelompok sayap kanan dalam pemilu Parlemen Eropa bulan lalu telah menambah ketidakpastian terhadap arah politik Eropa di masa depan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara besar di Uni Eropa (UE) dapat menggerakkan kebijakan di blok tersebut.
Meskipun partai-partai tengah, liberal, dan Sosialis tetap mempertahankan mayoritas di Parlemen Eropa yang memiliki 720 kursi, pergeseran ke sayap kanan mencerminkan betapa ketidakpuasan terhadap globalisasi dan imigrasi telah memicu reaksi konservatif dan populis di 27 negara UE.
Di tingkat masing-masing negara, partai-partai sayap kanan atau populis saat ini memimpin Italia dan Slovakia dan merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa di negara-negara lain seperti Finlandia, Swedia dan Belanda.
Dalam pemilihan umum Inggris pekan lalu, sementara Partai Buruh yang berhaluan kiri menang telak, banyak perhatian juga tertuju pada Partai Reformasi, yang dipimpin oleh Nigel Farage, yang memperoleh 14 persen suara.
Di Prancis, National Rally (RN) pimpinan Marine Le Pen yang nasionalis dan euroskeptis bisa meraih kemenangan dalam pemilihan parlemen sebelum aliansi sayap kiri bekerja sama untuk merebut kembali inisiatif politik tersebut.
Foto/AP
Hal ini telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dengan partai-partai yang dianggap sayap kanan bergeser dari kelompok pinggiran ke arus utama.
Misalnya saja, perolehan suara kelompok sayap kanan dalam pemilu Parlemen Eropa bulan lalu telah menambah ketidakpastian terhadap arah politik Eropa di masa depan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara besar di Uni Eropa (UE) dapat menggerakkan kebijakan di blok tersebut.
Meskipun partai-partai tengah, liberal, dan Sosialis tetap mempertahankan mayoritas di Parlemen Eropa yang memiliki 720 kursi, pergeseran ke sayap kanan mencerminkan betapa ketidakpuasan terhadap globalisasi dan imigrasi telah memicu reaksi konservatif dan populis di 27 negara UE.
Di tingkat masing-masing negara, partai-partai sayap kanan atau populis saat ini memimpin Italia dan Slovakia dan merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa di negara-negara lain seperti Finlandia, Swedia dan Belanda.
Dalam pemilihan umum Inggris pekan lalu, sementara Partai Buruh yang berhaluan kiri menang telak, banyak perhatian juga tertuju pada Partai Reformasi, yang dipimpin oleh Nigel Farage, yang memperoleh 14 persen suara.
Di Prancis, National Rally (RN) pimpinan Marine Le Pen yang nasionalis dan euroskeptis bisa meraih kemenangan dalam pemilihan parlemen sebelum aliansi sayap kiri bekerja sama untuk merebut kembali inisiatif politik tersebut.
5 Alasan Popularitas Partai Sayap Kanan Meningkat di Eropa, Salah Satunya Pengaruh Rusia yang Makin Kuat
1. Meningkatnya Rasa Keterasingan
Foto/AP
tulis komentar anda