Jika Ingin Menang Melawan Rusia, NATO Butuh 35-50 Brigade Baru
Senin, 08 Juli 2024 - 14:40 WIB
Tidak jelas dari mana sekutu NATO akan menarik personel tambahan untuk 35 hingga 50 brigade. Pasukan dapat dipindahkan dari bagian lain angkatan bersenjata, tentara tambahan dapat direkrut, atau anggota NATO dapat memilih kombinasi kedua pendekatan tersebut.
Pertahanan udara merupakan kelemahan besar lainnya yang telah diidentifikasi oleh para perencana militer NATO, karena perang di Ukraina telah menunjukkan pentingnya sistem ini untuk melindungi infrastruktur militer dan sipil yang penting.
Sistem seperti ini akan sangat penting bagi Jerman sebagai pusat logistik utama dan tempat terjadinya potensi konflik dengan Rusia.
Jerman memiliki 36 unit pertahanan udara Patriot ketika menjadi negara garis depan NATO selama Perang Dingin dan itupun bergantung pada dukungan tambahan dari sekutu NATO.
Saat ini, pasukan Jerman berkurang menjadi sembilan unit Patriot, setelah menyumbangkan tiga unit ke Ukraina sejak invasi Rusia pada tahun 2022, dan pemerintah telah mulai memesan Patriot dan sistem pertahanan udara lainnya untuk meningkatkan persediaan.
Sistem pertahanan udara berbasis darat seperti Raytheon's Patriot dibangun untuk mencegat rudal yang masuk.
Setelah Perang Dingin, banyak sekutu NATO mengurangi jumlah unit pertahanan udara untuk mencerminkan penilaian bahwa mereka di masa depan hanya akan menghadapi ancaman rudal terbatas, yang datang dari negara-negara seperti Iran.
Persepsi ini berubah drastis dengan invasi Rusia ke Ukraina, yang membuat sekutu NATO berebut menambah stok amunisi dan mengatasi kekurangan sistem pertahanan udara.
Kesepakatan mengenai rencana pertahanan besar pertama sejak Perang Dingin, yang dijuluki “rencana regional” oleh NATO, menandakan perubahan mendasar bagi aliansi militer Barat, yang selama beberapa dekade tidak lagi menganggap perlu menyusun rencana pertahanan berskala besar yang baru. Rusia pasca-Soviet tidak lagi menjadi ancaman nyata.
Pertahanan udara merupakan kelemahan besar lainnya yang telah diidentifikasi oleh para perencana militer NATO, karena perang di Ukraina telah menunjukkan pentingnya sistem ini untuk melindungi infrastruktur militer dan sipil yang penting.
Sistem seperti ini akan sangat penting bagi Jerman sebagai pusat logistik utama dan tempat terjadinya potensi konflik dengan Rusia.
Baca Juga
Jerman memiliki 36 unit pertahanan udara Patriot ketika menjadi negara garis depan NATO selama Perang Dingin dan itupun bergantung pada dukungan tambahan dari sekutu NATO.
Saat ini, pasukan Jerman berkurang menjadi sembilan unit Patriot, setelah menyumbangkan tiga unit ke Ukraina sejak invasi Rusia pada tahun 2022, dan pemerintah telah mulai memesan Patriot dan sistem pertahanan udara lainnya untuk meningkatkan persediaan.
Sistem pertahanan udara berbasis darat seperti Raytheon's Patriot dibangun untuk mencegat rudal yang masuk.
Setelah Perang Dingin, banyak sekutu NATO mengurangi jumlah unit pertahanan udara untuk mencerminkan penilaian bahwa mereka di masa depan hanya akan menghadapi ancaman rudal terbatas, yang datang dari negara-negara seperti Iran.
Persepsi ini berubah drastis dengan invasi Rusia ke Ukraina, yang membuat sekutu NATO berebut menambah stok amunisi dan mengatasi kekurangan sistem pertahanan udara.
Kesepakatan mengenai rencana pertahanan besar pertama sejak Perang Dingin, yang dijuluki “rencana regional” oleh NATO, menandakan perubahan mendasar bagi aliansi militer Barat, yang selama beberapa dekade tidak lagi menganggap perlu menyusun rencana pertahanan berskala besar yang baru. Rusia pasca-Soviet tidak lagi menjadi ancaman nyata.
Lihat Juga :
tulis komentar anda