WHO Ungkap 270 Pasien Mengungsi Sendiri dari Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis
Rabu, 03 Juli 2024 - 11:04 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (2/7/2024) mengatakan 270 pasien dilaporkan mengungsi mandiri dari Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis di Gaza setelah perintah evakuasi Israel.
Anadolu Agency melaporkan, Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan pada jumpa pers PBB di Jenewa bahwa perintah evakuasi terbaru berdampak pada operasi di Rumah Sakit Eropa di Gaza, meskipun rumah sakit itu sendiri tidak berada di bawah perintah evakuasi.
"Namun seperti yang disaksikan beberapa kali selama perang yang sedang berlangsung, ketidakamanan di sekitar rumah sakit dan kurangnya akses bagi pasien, petugas kesehatan, dan pekerja kemanusiaan untuk memasok kembali bahan bakar, pasokan medis, air, dan makanan dapat membuat rumah sakit tidak berfungsi dengan sangat cepat," ungkap Peeperkorn memperingatkan.
Memperhatikan bahwa 270 pasien, selain staf medis, mengungsi mandiri pada Senin, dia mengatakan evakuasi dari rumah sakit dilanjutkan Selasa pagi dengan bantuan Kementerian Kesehatan Palestina.
“Sekarang, hanya ada beberapa pasien yang tersisa di Rumah Sakit Gaza Eropa, dan tiga di rumah sakit lapangan Komite Palang Merah Internasional (ICRC),” ungkap dia.
Dia mencatat sebagian besar pasien telah dirujuk ke Kompleks Medis Nasser.
Perwakilan WHO menambahkan Kementerian Kesehatan telah meminta bantuan dalam memindahkan peralatan dan perlengkapan medis yang berharga keluar dari rumah sakit.
"WHO akan mendukung misi ini," ungkap Peeperkorn berjanji.
Militer penjajah Israel, pada Senin, memerintahkan penduduk Khan Yunis timur untuk segera pergi, dengan alasan daerah itu telah menjadi "zona pertempuran yang berbahaya".
Pasukan Zionis meminta orang-orang untuk menuju ke "zona kemanusiaan" di bagian barat kota, yang dikenal sebagai daerah Al-Mawasi.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 37.900 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan sekitar 87.141 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan dalam genosida Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dengan blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan terbarunya telah memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei.
Anadolu Agency melaporkan, Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan pada jumpa pers PBB di Jenewa bahwa perintah evakuasi terbaru berdampak pada operasi di Rumah Sakit Eropa di Gaza, meskipun rumah sakit itu sendiri tidak berada di bawah perintah evakuasi.
"Namun seperti yang disaksikan beberapa kali selama perang yang sedang berlangsung, ketidakamanan di sekitar rumah sakit dan kurangnya akses bagi pasien, petugas kesehatan, dan pekerja kemanusiaan untuk memasok kembali bahan bakar, pasokan medis, air, dan makanan dapat membuat rumah sakit tidak berfungsi dengan sangat cepat," ungkap Peeperkorn memperingatkan.
Memperhatikan bahwa 270 pasien, selain staf medis, mengungsi mandiri pada Senin, dia mengatakan evakuasi dari rumah sakit dilanjutkan Selasa pagi dengan bantuan Kementerian Kesehatan Palestina.
“Sekarang, hanya ada beberapa pasien yang tersisa di Rumah Sakit Gaza Eropa, dan tiga di rumah sakit lapangan Komite Palang Merah Internasional (ICRC),” ungkap dia.
Dia mencatat sebagian besar pasien telah dirujuk ke Kompleks Medis Nasser.
Perwakilan WHO menambahkan Kementerian Kesehatan telah meminta bantuan dalam memindahkan peralatan dan perlengkapan medis yang berharga keluar dari rumah sakit.
"WHO akan mendukung misi ini," ungkap Peeperkorn berjanji.
Militer penjajah Israel, pada Senin, memerintahkan penduduk Khan Yunis timur untuk segera pergi, dengan alasan daerah itu telah menjadi "zona pertempuran yang berbahaya".
Pasukan Zionis meminta orang-orang untuk menuju ke "zona kemanusiaan" di bagian barat kota, yang dikenal sebagai daerah Al-Mawasi.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 37.900 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan sekitar 87.141 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan dalam genosida Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dengan blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan terbarunya telah memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda