4 Kebijakan Tajikistan yang Menindas Kaum Muslim, Pelarangan Jilbab hingga Nama Arab
Sabtu, 29 Juni 2024 - 20:16 WIB
DUSHANBE - Sedikitnya ada empat kebijakan Tajikistan yang menindas umat Muslim di negaranya. Terbaru, ramai diperbincangkan soal larangan penggunaan jilbab.
Sebagai informasi, Tajikistan merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet. Saat ini, mayoritas penduduknya diketahui menganut agama Islam.
Pada pemerintahannya, Tajikistan dipimpin Presiden Emomali Rahmon sejak tahun 1994 silam.
Anehnya, meski punya mayoritas penduduk Muslim, pemerintah negara ini banyak mengeluarkan kebijakan yang dirasa menindas umat Islam. Berikut di antaranya.
Kebijakan Tajikistan yang Menindas Kaum Muslim
Satu kebijakan kontroversial yang belakangan jadi perhatian adalah pelarangan penggunaan jilbab di Tajikistan.
Mengutip EuroNews, larangan jilbab ini dipandang sebagai cerminan dari garis politik yang dijalankan pemerintahan presiden seumur hidup Emomali Rahmon.
Pelarangan jilbab tercantum dalam undang-undang terkait serangkaian tindakan agama yang digambarkan pemerintah sebagai upaya melindungi nilai-nilai budaya nasional serta mencegah ekstremisme.
Sebagai informasi, Tajikistan merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet. Saat ini, mayoritas penduduknya diketahui menganut agama Islam.
Pada pemerintahannya, Tajikistan dipimpin Presiden Emomali Rahmon sejak tahun 1994 silam.
Anehnya, meski punya mayoritas penduduk Muslim, pemerintah negara ini banyak mengeluarkan kebijakan yang dirasa menindas umat Islam. Berikut di antaranya.
Kebijakan Tajikistan yang Menindas Kaum Muslim
1. Pelarangan Jilbab
Satu kebijakan kontroversial yang belakangan jadi perhatian adalah pelarangan penggunaan jilbab di Tajikistan.
Mengutip EuroNews, larangan jilbab ini dipandang sebagai cerminan dari garis politik yang dijalankan pemerintahan presiden seumur hidup Emomali Rahmon.
Pelarangan jilbab tercantum dalam undang-undang terkait serangkaian tindakan agama yang digambarkan pemerintah sebagai upaya melindungi nilai-nilai budaya nasional serta mencegah ekstremisme.
Lihat Juga :
tulis komentar anda