Meningkatnya Polusi Udara di China Perparah Angka Kematian Masyarakat

Rabu, 26 Juni 2024 - 08:41 WIB
"Menjelang akhir tahun, 13 dari 31 ibu kota provinsi (China) tidak memenuhi standar nasional untuk PM2.5, dan 11 ibu kota provinsi tidak memenuhi standar nasional untuk ozon, yang memperburuk potensi dampak kesehatan," ujar CREA.

Bahkan satuan tugas yang dibentuk oleh program penelitian polusi nasional China telah memperingatkan akan adanya risiko kesehatan yang parah.

Ancaman Penyakit



"Risiko kesehatan akut dari polusi PM2.5 di lingkungan biasanya diartikan bahwa paparan jangka pendek terhadap PM2.5 dapat menyebabkan kerusakan akut pada tubuh, memicu timbulnya gejala atau penyakit (terutama penyakit kardiovaskular atau pernapasan) dan menyebabkan kematian dini serta serangkaian efek kesehatan yang merugikan," papar CREA dalam sebuah laporan.

Yanzhong Huang mengatakan tidak ada indikasi bahwa China akan mengambil tindakan untuk mengurangi polusi udara. Ini berarti masyarakat China akan lebih rentan terhadap masalah pernapasan, penyakit paru obstruktif kronik serta risiko infeksi dan penyakit kardiovaskular.

China telah menjadi “titik panas” di malam hari untuk produksi radikal nitrat yang dapat berdampak besar secara global pada polusi atmosfer, kata Zongobo Shi, seorang ahli biogeokimia atmosfer.

Kematian akibat partikulat, khususnya PM2.5 meningkat di China, menurut temuan sekelompok peneliti dari sejumlah universitas China, Jerman, dan Kanada. Mereka memperingatkan bahwa kematian akibat polusi udara akan meningkat jika Beijing gagal mengambil tindakan pencegahan.

Tingkat polusi udara di China saat ini dinilai berbahaya.

"Tingkat polusi udara yang sama akan berdampak lebih besar pada populasi yang lebih tua dan kurang sehat dengan peningkatan tingkat penyakit yang dipengaruhi polusi udara—banyak di antaranya meningkat seiring bertambahnya usia. Ini termasuk kanker paru-paru, diabetes, penyakit paru-paru dan jantung kronis," ungkap Michael Brauer, seorang profesor di Universitas British Columbia.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More