Presiden Marcos: Filipina Tidak Ingin Memicu Perang dengan China
Minggu, 23 Juni 2024 - 15:35 WIB
MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Minggu (23/6/2024) mengatakan negaranya tidak terlibat dalam upaya menghasut perang. Dia menegaskan Manila akan selalu berusaha menyelesaikan perselisihan secara damai, di tengah meningkatnya konfrontasi maritim dengan China.
“Dalam membela negara, kami tetap setia pada sifat Filipina kami bahwa kami ingin menyelesaikan semua masalah ini dengan damai,” kata Marcos dalam pidatonya di hadapan pasukan unit Komando Barat yang bertugas mengawasi Laut China Selatan, dilansir Reuters.
Personel angkatan laut Filipina dan penjaga pantai China terlibat bentrokan terbaru dalam misi pasokan rutin Manila di Laut China Selatan pekan lalu, yang mana dikatakan seorang pelaut terluka parah dan kapal-kapal rusak.
Personel Penjaga Pantai China yang membawa pisau dan tombak menjarah senjata api dan “sengaja menusuk” kapal Filipina yang terlibat dalam misi tersebut.
China membantah pernyataan Filipina, dan juru bicara kementerian luar negeri mengatakan pada hari Kamis bahwa tindakan yang diambil adalah tindakan yang sah, profesional, dan tidak tercela.
Marcos, yang tidak menyebut nama Chhina dalam pidatonya, memuji tentara yang melakukan pengendalian diri “di tengah provokasi yang intens”, dan mengatakan negaranya akan selalu menggunakan kebebasan dan haknya sesuai dengan hukum internasional.
“Dalam melaksanakan tugas kami, kami tidak akan menggunakan kekerasan atau intimidasi, atau dengan sengaja melukai atau merugikan siapa pun,” kata Marcos. “Kami berdiri teguh. Sikap kami yang tenang dan damai tidak boleh disalahartikan sebagai persetujuan.”
Perselisihan maritim baru-baru ini antara China dan Filipina, sekutu perjanjian AS di Asia Tenggara, telah menjadikan Laut China Selatan yang sangat strategis sebagai titik konflik potensial antara Washington dan Beijing.
“Dalam membela negara, kami tetap setia pada sifat Filipina kami bahwa kami ingin menyelesaikan semua masalah ini dengan damai,” kata Marcos dalam pidatonya di hadapan pasukan unit Komando Barat yang bertugas mengawasi Laut China Selatan, dilansir Reuters.
Personel angkatan laut Filipina dan penjaga pantai China terlibat bentrokan terbaru dalam misi pasokan rutin Manila di Laut China Selatan pekan lalu, yang mana dikatakan seorang pelaut terluka parah dan kapal-kapal rusak.
Personel Penjaga Pantai China yang membawa pisau dan tombak menjarah senjata api dan “sengaja menusuk” kapal Filipina yang terlibat dalam misi tersebut.
China membantah pernyataan Filipina, dan juru bicara kementerian luar negeri mengatakan pada hari Kamis bahwa tindakan yang diambil adalah tindakan yang sah, profesional, dan tidak tercela.
Baca Juga
Marcos, yang tidak menyebut nama Chhina dalam pidatonya, memuji tentara yang melakukan pengendalian diri “di tengah provokasi yang intens”, dan mengatakan negaranya akan selalu menggunakan kebebasan dan haknya sesuai dengan hukum internasional.
“Dalam melaksanakan tugas kami, kami tidak akan menggunakan kekerasan atau intimidasi, atau dengan sengaja melukai atau merugikan siapa pun,” kata Marcos. “Kami berdiri teguh. Sikap kami yang tenang dan damai tidak boleh disalahartikan sebagai persetujuan.”
Perselisihan maritim baru-baru ini antara China dan Filipina, sekutu perjanjian AS di Asia Tenggara, telah menjadikan Laut China Selatan yang sangat strategis sebagai titik konflik potensial antara Washington dan Beijing.
tulis komentar anda