Mengulik Sejarah Hubungan Rusia dan Korut, Ternyata Tidak Selalu Mesra

Kamis, 20 Juni 2024 - 16:15 WIB
Menariknya, Seoul juga ikut memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara komunis di Eropa Timur. Hal ini membuat Pyongyang semakin terisolasi.

6. Hubungan Semakin Buruk dengan Runtuhnya Uni Soviet



Uni Soviet runtuh pada 1991. Kondisi ini membuat Korea Utara kehilangan beberapa bantuan dalam bidang ekonomi dan keamanan.

Pemerintahan pasca-komunis di Moskow yang dipimpin oleh Presiden Boris Yeltsin juga tidak menunjukkan antusiasme untuk mendukung Korea Utara.

Sebaliknya, ia menjalin hubungan diplomatik formal dengan Seoul dan mencoba membiarkan aliansi militer era Soviet dengan Korea Utara berakhir.

7. Angin Segar dari Vladimir Putin



Kim Il-sung meninggal dunia pada 1994 dan membuat Korea Utara mengalami krisis. Kemudian, di awal 2000-an muncul nama Vladimir Putin dalam tampuk kepemimpinan Rusia.

Menariknya, Putin secara aktif berupaya memulihkan hubungan Rusia dengan Korea Utara. Ia sempat mengunjungi Pyongyang pada Juli tahun itu untuk bertemu dengan Kim Jong-il, pemimpin Korea Utara generasi kedua.

Kunjungan tersebut dipandang sebagai pernyataan Rusia bahwa pihaknya akan memulihkan hubungan dengan Korut.

Alasannya karena terjadi perbedaan pendapat antara Moskow dan negara-negara Barat mengenai isu-isu keamanan utama.

8. Naiknya Kim Jong-un



Pada 2011, Kim Jong-il meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, Kim Jong-un. Sekitar 2012, Rusia setuju menghapuskan 90% utang Korea Utara yang diperkirakan berjumlah USD11 miliar.

Namun, Kim Jong-un justru berupaya mempercepat uji coba nuklir dan rudal Korea Utara. Rusia waktu itu masih mendukung sanksi ketat Dewan Keamanan PBB yang mencakup pembatasan pasokan minyak hingga tindakan keras terhadap ekspor tenaga kerja negara tersebut.

Kemudian, Kim Jong-un berupaya meningkatkan hubungan dengan sekutu lamanya, China dan Rusia. Pada April 2019, ia bersama Vladimir Putin berjanji memperluas kerja sama.

9. Invasi Rusia ke Ukraina



Pada 2022, Korea Utara memanfaatkan invasi Rusia terhadap Ukraina. Pyongyang beralih menuju pihak Moskow dan menyalahkan Amerika Serikat atas konflik tersebut.

Korea Utara mengklaim bahwa “kebijakan hegemonik” Barat memberikan justifikasi kepada Putin untuk membela Rusia dengan mengirimkan pasukan ke negara tetangganya.

Pyongyang bersama Suriah bahkan mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur.

Pada 12 September 2023, Kim Jong-Un bertemu Putin. Sejak pertemuan ini, para pejabat AS dan Korea Selatan menyebut hubungan Korea Utara dan Rusia telah meningkat dan hangat.

Sekitar akhir Maret 2024, Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, mengakhiri pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara atas program nuklirnya.

Tindakan ini memicu tuduhan Barat yang menyebut Moskow berusaha menghindari pengawasan karena membeli senjata dari Pyongyang untuk digunakan di Ukraina.

Setelahnya, hubungan Korea Utara dan Rusia semakin mesra. Baru-baru ini, kedua pemimpin negara tersebut kembali bertemu untuk mengadakan pembicaraan.

Itulah sejarah atau riwayat hubungan Rusia dan Korea Utara yang bisa diketahui. Tak selalu mesra, relasi keduanya pernah beberapa kali turun dan memburuk.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More