3 Riwayat Perang Hizbullah: Tak Hanya Israel, Ternyata Pernah Lawan ISIS dan Serbia

Selasa, 18 Juni 2024 - 15:45 WIB
Pejuang Hizbullah berdiri di depan artileri anti-tank di Juroud Arsal, perbatasan Suriah-Lebanon. Foto/REUTERS/Ali Hashisho
BEIRUT - Sejarah mencatat Hizbullah pernah terlibat konflik dengan sejumlah pihak berbeda. Tak hanya Israel, mereka pernah berperang melawan Serbia hingga kelompok Negara Islam (ISIS).

Bicara soal Hizbullah, sebagian orang mungkin mengenalinya sebagai kelompok yang bermusuhan dengan Israel. Mereka sering terlibat pertempuran dan aksi balas membalas serangan.

Kendati begitu, ternyata Hizbullah tidak hanya berperang melawan Israel. Kelompok yang berbasis di Lebanon ini tercatat pernah bertempur dengan beberapa pihak lain dalam riwayatnya. Berikut di antaranya.

Riwayat Perang Hizbullah

1. Intervensi Perang Saudara Suriah





Perang Saudara Suriah merupakan konflik yang mempertemukan kelompok pemberontak dan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Aksi yang dimulai sebagai protes tanpa kekerasan pada 2011 ini justru menjurus menjadi perang besar-besaran hingga lebih dari satu dekade lamanya.

Situasi di Suriah semakin parah ketika negara-negara lain dan pejuang terorganisir memasuki pusaran konflik.

Pada sisi pendukung pemerintah Suriah, ada nama seperti Rusia, Iran hingga kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Selain itu, konflik ini juga mendorong organisasi teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda untuk bergabung dan berbuat kekacauan. Akibatnya, peperangan yang terjadi pun semakin mengerikan.

Mengutip laman CSIS, tujuan politik keterlibatan Hizbullah di Suriah adalah menjaga kelangsungan rezim Assad. Selain itu, mereka juga ingin memperluas pengaruh di Suriah, membendung penyebaran pemberontak hingga membela komunitas Syiah di Suriah.

Hizbullah menganggap penggulingan rezim Assad di Suriah oleh kelompok pemberontak yang didukung Amerika Serikat dan Israel bisa menimbulkan ancaman bagi pihaknya. Alhasil, para petinggi Hizbullah menekankan komitmen untuk tetap melakukan operasi di Suriah.

Sementara untuk tujuan militer, Hizbullah khawatir jatuhnya rezim Assad akan membawa bencana bagi mereka. Hal ini karena Hizbullah sendiri selama ini menerima sebagian besar senjata yang diselundupkan dari Suriah.

Demi mencapai tujuan politik dan militernya, Hizbullah membawa sejumlah personel dan persenjataan dari Lebanon ke Suriah. Mereka diperkirakan menerjunkan serdadu mencapai 7.000 hingga 10.000 orang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More