Iran dan Swedia Tukar Tahanan yang Dimediasi Oman

Minggu, 16 Juni 2024 - 08:37 WIB
Iran dan Swedia tukar tahanan yang dimediasi oleh Oman. Foto/TT News Agency/Tom Samuelsson/Regeringkansliet via REUTERS
STOCKHOLM - Iran dan Swedia mengumumkan pertukaran tahanan kemarin di mana seorang mantan pejabat Teheran dibebaskan dengan imbalan pembebasan seorang diplomat Uni Eropa dan seorang warga Swedia kedua.

Hamid Noury, seorang mantan petugas penjara Iran berusia 63 tahun yang menjalani hukuman seumur hidup di Swedia, mendarat di bandara Mehrabad di Teheran sekitar pukul 17.30 di mana dia disambut oleh anggota keluarga dan para petugas.

Sebelumnya, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan Johan Floderus, seorang diplomat Uni Eropa, dan warga negara Swedia kedua telah dibebaskan oleh Iran dan sedang dalam penerbangan pulang.



Dia kemudian mem-posting di platform media sosial X bahwa dia telah berbicara melalui telepon dengan kedua orang tersebut saat mereka berada di pesawat dalam perjalanan ke Swedia.



“Perjalanan masih panjang tapi senang mendengar suara mereka,” kata Kristersson.

“Keduanya mengatakan mereka melakukannya dengan cukup baik dalam situasi seperti ini. Mereka menantikan untuk pulang dan bertemu keluarga mereka,” imbuh dia, seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/6/2024).

Floderus, seorang diplomat Uni Eropa berusia 33 tahun, telah ditahan di Iran sejak April 2022 karena dituduh melakukan spionase, dan dia berisiko dijatuhi hukuman mati.

Setelah dibebaskan, ayahnya; Matts Floderus, mengatakan kepada kantor berita TT bahwa keluarganya sangat bahagia.

Orang Swedia lainnya, Saeed Azizi, telah ditangkap pada November 2023.

Media pemerintah di Oman—negara netral, yang telah bertindak sebagai mediator antara Iran dan pemerintah Barat di masa lalu—melaporkan bahwa setelah mediasi tersebut, kedua pemerintah telah sepakat untuk saling membebaskan warga negara yang ditahan.

“Mereka yang dibebaskan dipindahkan dari Teheran dan Stockholm ke Muscat hari ini, 15 Juni 2024, untuk dipulangkan,” tulis Oman News Agency.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani berterima kasih kepada pemerintah Oman yang menjadi perantara pertukaran tersebut.

Dia memuji pertukaran ini sebagai kemenangan diplomasi Iran dalam mewujudkan dan mengamankan kepentingan nasional serta secara tegas mendukung hak-hak rakyat Iran.

Hubungan yang Tegang



Noury ditangkap di bandara Stockholm pada November 2019 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Juli 2022 karena perannya dalam pembunuhan massal di penjara Iran pada tahun 1988.

Dia berterima kasih kepada para pejabat dan rakyat Iran atas pembebasannya.

Dia mencela mantan pemberontak Mujahidin Rakyat Iran (MEK) yang disebut “pengkhianat penjual negara”, yang aktivisnya berperan penting dalam penuntutan dan hukumannya di Swedia.

Setidaknya 5.000 tahanan dibunuh di penjara-penjara Iran pada tahun 1988 untuk membalas serangan yang dilakukan oleh MEK pada tahap akhir perang Iran-Irak, ketika mereka berperang bersama pasukan diktator Irak Saddam Hussein.

MEK, yang masih dilarang sebagai organisasi “teroris” di Iran, mengutuk keputusan Swedia untuk membebaskan Noury sebagai “keputusan memalukan dan tidak dapat dibenarkan”.

Dikatakan MEK bahwa pertukaran itu akan memberi semangat Iran untuk meningkatkan terorisme, penyanderaan dan pemerasan.

Pengadilan Swedia telah memvonis Noury atas pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional dan pembunuhan. Dia berargumen bahwa dia sedang cuti selama periode tersebut.

Iran mengutuk hukuman tersebut namun Swedia bersikeras bahwa persidangan tersebut diadakan berdasarkan prinsip yurisdiksi universal, yang memungkinkan negara tersebut untuk mengadili suatu kasus terlepas dari di mana dugaan pelanggaran tersebut terjadi.

Kristersson mengatakan Iran telah menjadikan Floderus dan Azizi sebagai pion dalam permainan negosiasi yang sinis. “Dengan tujuan membebaskan warga negara Iran Hamid Noury dari penjara di Swedia,” ujarnya.

Sebagai perdana menteri, kata Kristersson, dirinya memiliki tanggung jawab khusus atas keselamatan warga Swedia.

“Sudah jelas selama ini bahwa operasi ini memerlukan beberapa keputusan sulit. Sekarang kami telah mengambil keputusan tersebut,” katanya.

Setidaknya dua warga negara Swedia lainnya masih ditahan di Iran, termasuk warga negara ganda Ahmad Reza Jalali, yang berada di ambang hukuman mati setelah dinyatakan bersalah melakukan spionase.

Teheran tidak mengakui kewarganegaraan ganda.

Setidaknya enam warga Eropa lainnya ditahan di Iran, dari Austria, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Pada hari Kamis, warga negara Perancis; Louis Arnaud (36), kembali ke Paris setelah menghabiskan lebih dari 20 bulan dipenjara di Iran atas tuduhan pelanggaran keamanan nasional.

Olivier Vandecasteele, seorang pekerja bantuan asal Belgia yang dibebaskan oleh Teheran pada Mei 2023 dalam pertukaran tahanan lainnya, menggambarkan pembebasan hari Sabtu kemarin sebagai “momen pahit” karena masih ada orang asing lainnya yang ditahan di Iran.

“Mobilisasi kami belum berakhir dengan kepulangan hari ini,” katanya kepada AFP. “Masih banyak lagi yang harus kembali ke rumah untuk menemui orang yang mereka cintai.”

Para aktivis dan beberapa negara Barat menuduh Iran menerapkan strategi menyandera warga negara asing untuk memaksa negara Barat memberikan konsesi.

Tahun lalu, Oman membantu memediasi kesepakatan pertukaran antara Iran dan Amerika Serikat, serta memfasilitasi pembebasan enam tahanan Eropa di Iran.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More