Rusia Kerahkan Sistem Rudal Tercanggih S-500 ke Crimea setelah S-400 Dihancurkan Ukraina
Minggu, 16 Juni 2024 - 08:04 WIB
KYIV - Angkatan Bersenjata Rusia telah memindahkan sistem pertahanan rudal tercanggih S-500 ke wilayah Crimea. Demikian diungkap kepala Direktorat Utama Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov.
Pengerahan sistem rudal Prometheus itu dilakukan Moskow setelah setelah serangan Kyiv menghancurkan sistem rudal S-300 dan S-400 pada 10 dan 12 Juni lalu.
“Sistem pertahanan udara Rusia sedang diperkuat,” tulis Kyiv Independence, Sabtu (15/6/2024), mengutip pernyataan Budanov.
“Ini cukup jelas dan bisa dimengerti. Elemen terbaru dari S-500 telah muncul. Pada prinsipnya, ini akan menjadi aplikasi eksperimental mereka, namun mereka sudah muncul di sana [di Crimea].”
Perkembangan ini menyusul dua kali serangan Ukraina di semenanjung Crimea dalam seminggu terakhir.
Sistem pertahanan udara S-400 Rusia diserang di dekat Dzhankoi pada 10 Juni, bersama dengan dua S-300 di dekat Chornomorske dan Yevpatoria, menurut Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dua hari kemudian, pasukan Ukraina menghancurkan radar kedua sistem tersebut.
Serangan meningkat sejak pengiriman rudal jarak jauh ATACMS oleh Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2023, yang mampu mencapai sasaran sejauh 300 kilometer (190 mil).
Mantan menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada bulan April bahwa S-500, yang dijuluki Prometheus, akan mulai beroperasi tahun ini.
Dia menambahkan bahwa dua versi sistem akan dikerahkan, yakni versi anti-rudal dan anti-pesawat.
Menurut Departemen Pertahanan AS, S-500 dirancang untuk mencegat ancaman jarak pendek hingga menengah, termasuk rudal balistik, jelajah, dan hipersonik.
Diproduksi oleh perusahaan pertahanan milik negara Rusia; Almaz-Antey Concern, jangkauan intersepsi sistem ini diklaim adalah 600 kilometer (372 mil) dan ketinggian 200 kilometer (124 mil).
Sistem S-500 juga diklaim mampu menyerang 10 target secara bersamaan dan memiliki waktu respons tiga hingga empat detik, lebih pendek dibandingkan S-400.
Fitur lain yang disebut-sebut termasuk radar anti-jamming yang lebih kuat yang mampu mendeteksi target “dekat luar angkasa” dari jarak hingga 2.000 kilometer (1.243 mil).
Militer Rusia belum berkomentar terkait pengerahan sistem rudal S-500 ke Crimea.
Pengerahan sistem rudal Prometheus itu dilakukan Moskow setelah setelah serangan Kyiv menghancurkan sistem rudal S-300 dan S-400 pada 10 dan 12 Juni lalu.
“Sistem pertahanan udara Rusia sedang diperkuat,” tulis Kyiv Independence, Sabtu (15/6/2024), mengutip pernyataan Budanov.
“Ini cukup jelas dan bisa dimengerti. Elemen terbaru dari S-500 telah muncul. Pada prinsipnya, ini akan menjadi aplikasi eksperimental mereka, namun mereka sudah muncul di sana [di Crimea].”
Baca Juga
Serangan Ukraina di Crimea
Perkembangan ini menyusul dua kali serangan Ukraina di semenanjung Crimea dalam seminggu terakhir.
Sistem pertahanan udara S-400 Rusia diserang di dekat Dzhankoi pada 10 Juni, bersama dengan dua S-300 di dekat Chornomorske dan Yevpatoria, menurut Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dua hari kemudian, pasukan Ukraina menghancurkan radar kedua sistem tersebut.
Serangan meningkat sejak pengiriman rudal jarak jauh ATACMS oleh Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2023, yang mampu mencapai sasaran sejauh 300 kilometer (190 mil).
Mantan menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada bulan April bahwa S-500, yang dijuluki Prometheus, akan mulai beroperasi tahun ini.
Dia menambahkan bahwa dua versi sistem akan dikerahkan, yakni versi anti-rudal dan anti-pesawat.
Menurut Departemen Pertahanan AS, S-500 dirancang untuk mencegat ancaman jarak pendek hingga menengah, termasuk rudal balistik, jelajah, dan hipersonik.
Diproduksi oleh perusahaan pertahanan milik negara Rusia; Almaz-Antey Concern, jangkauan intersepsi sistem ini diklaim adalah 600 kilometer (372 mil) dan ketinggian 200 kilometer (124 mil).
Sistem S-500 juga diklaim mampu menyerang 10 target secara bersamaan dan memiliki waktu respons tiga hingga empat detik, lebih pendek dibandingkan S-400.
Fitur lain yang disebut-sebut termasuk radar anti-jamming yang lebih kuat yang mampu mendeteksi target “dekat luar angkasa” dari jarak hingga 2.000 kilometer (1.243 mil).
Militer Rusia belum berkomentar terkait pengerahan sistem rudal S-500 ke Crimea.
(mas)
tulis komentar anda