Diancam Putin, Biden Janji Ukraina Tak Gunakan Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia
Jum'at, 07 Juni 2024 - 10:26 WIB
WASHINGTON - Presiden Joe Biden pada Kamis berjanji bahwa Ukraina tidakan akan menggunakan senjata pasokan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang wilayah Rusia.
Pernyataan Biden muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mengirim senjata ke negara-negara musuh Barat.
Ancaman Putin itu sebagai respons asimetris setelah negara-negara NATO mengizinkan Kyiv menggunakan senjata pasokan mereka untuk menyerang wilayah Rusia.
“Mereka [senjata AS] diizinkan untuk digunakan di dekat perbatasan ketika mereka digunakan di sisi lain perbatasan untuk menyerang sasaran tertentu di Ukraina,” kata Biden kepada ABC News.
“Kami tidak mengizinkan serangan sejauh 200 mil ke Rusia dan kami tidak mengizinkan serangan terhadap Moskow, terhadap Kremlin," lanjut Biden, seperti dikutip dari AFP, Jumat (7/6/2024).
Para pejabat AS mengatakan pekan lalu bahwa Washington telah mencabut sebagian pembatasannya untuk memungkinkan Ukraina mempertahankan wilayah timur Kharkiv, yang berbatasan dengan Rusia.
Perubahan sikap AS ini oleh para pejabat dikaitkan dengan serangan harian Rusia terhadap Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Jerman juga mengatakan pihaknya telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan senjata yang dikirim Jerman ke target di wilayah Rusia.
Biden mengatakan senjata yang dipasok AS adalah untuk menyerang tepat di seberang perbatasan, tempat pasukan Ukraina menerima tembakan yang signifikan dari senjata konvensional yang digunakan oleh Rusia.
Putin pada hari Rabu mengancam akan memasok senjata ke beberapa negara yang bermusuhan dengan Barat setelah negara-negara NATO tersebut memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang target di wilayah Rusia dengan senjata pasokan mereka.
“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap fasilitas sensitif negara-negara (Barat) tersebut,” kata Putin.
"Artinya, responsnya bisa asimetris. Kami akan memikirkannya,” ujarnya.
“Mengirimkan senjata ke zona perang selalu buruk. Terlebih lagi jika yang mengantarkan tidak sekedar mengantarkan senjata tapi juga mengendalikannya. Ini adalah langkah yang sangat serius dan berbahaya,” kata Putin.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Pernyataan Biden muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mengirim senjata ke negara-negara musuh Barat.
Ancaman Putin itu sebagai respons asimetris setelah negara-negara NATO mengizinkan Kyiv menggunakan senjata pasokan mereka untuk menyerang wilayah Rusia.
“Mereka [senjata AS] diizinkan untuk digunakan di dekat perbatasan ketika mereka digunakan di sisi lain perbatasan untuk menyerang sasaran tertentu di Ukraina,” kata Biden kepada ABC News.
“Kami tidak mengizinkan serangan sejauh 200 mil ke Rusia dan kami tidak mengizinkan serangan terhadap Moskow, terhadap Kremlin," lanjut Biden, seperti dikutip dari AFP, Jumat (7/6/2024).
Para pejabat AS mengatakan pekan lalu bahwa Washington telah mencabut sebagian pembatasannya untuk memungkinkan Ukraina mempertahankan wilayah timur Kharkiv, yang berbatasan dengan Rusia.
Perubahan sikap AS ini oleh para pejabat dikaitkan dengan serangan harian Rusia terhadap Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Jerman juga mengatakan pihaknya telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan senjata yang dikirim Jerman ke target di wilayah Rusia.
Biden mengatakan senjata yang dipasok AS adalah untuk menyerang tepat di seberang perbatasan, tempat pasukan Ukraina menerima tembakan yang signifikan dari senjata konvensional yang digunakan oleh Rusia.
Putin pada hari Rabu mengancam akan memasok senjata ke beberapa negara yang bermusuhan dengan Barat setelah negara-negara NATO tersebut memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang target di wilayah Rusia dengan senjata pasokan mereka.
“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap fasilitas sensitif negara-negara (Barat) tersebut,” kata Putin.
"Artinya, responsnya bisa asimetris. Kami akan memikirkannya,” ujarnya.
“Mengirimkan senjata ke zona perang selalu buruk. Terlebih lagi jika yang mengantarkan tidak sekedar mengantarkan senjata tapi juga mengendalikannya. Ini adalah langkah yang sangat serius dan berbahaya,” kata Putin.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(mas)
tulis komentar anda