Ukraina Klaim Invasi Balik Rusia dengan Senjata Barat, Hancurkan S-300 Moskow
Selasa, 04 Juni 2024 - 10:16 WIB
KYIV - Ukraina pada hari Senin mengeklaim bahwa pasukannya telah menyerang wilayah Rusia dengan senjata pasokan Barat. Menurut Kyiv, invasi balik itu berhasil menghancurkan sistem rudal S-300 Moskow.
“Itu terbakar dengan indah. Itu adalah S-300 Rusia. Di wilayah Rusia. Hari-hari pertama setelah izin untuk menggunakan senjata Barat di wilayah musuh,” kata Iryna Vereshchuk, Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara dan Wakil Perdana Menteri Ukraina, seperti dikutip CNN, Selasa (4/6/2024).
Dia mem-posting di Facebook sebuah gambar yang diklaim sebagai hasil dari serangan tersebut.
Klaim pejabat tinggi Kyiv ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberi izin kepada Ukraina untuk melakukan serangan terbatas menggunakan senjata AS di wilayah Rusia di sekitar Kharkiv.
Biden memberikan izin seperti itu setelah beberapa negara Eropa menghapus pembatasan penggunaan senjata pasokan mereka oleh Ukraina.
Tidak jelas apakah senjata yang digunakan dalam serangan yang dijelaskan oleh Vereshchuk itu dipasok oleh AS.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji keputusan Biden yang mengizinkan beberapa serangan di wilayah Rusia sebagai sebuah “langkah maju” yang akan membantu pasukannya mempertahankan wilayah Kharkiv, meskipun beberapa analis mempertanyakan apakah kebebasan baru ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk mengusir invasi Rusia.
Para analis militer telah melunakkan ekspektasi tersebut, sebagian karena AS bersikukuh untuk tidak mengizinkan Ukraina menggunakan amunisi paling tangguh yang pernah diberikan kepada Rusia untuk ditembakkan ke Rusia—rudal jarak jauh yang dikenal sebagai ATACMS yang dapat mencapai sasaran sejauh 300 kilometer.
“Itu terbakar dengan indah. Itu adalah S-300 Rusia. Di wilayah Rusia. Hari-hari pertama setelah izin untuk menggunakan senjata Barat di wilayah musuh,” kata Iryna Vereshchuk, Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara dan Wakil Perdana Menteri Ukraina, seperti dikutip CNN, Selasa (4/6/2024).
Dia mem-posting di Facebook sebuah gambar yang diklaim sebagai hasil dari serangan tersebut.
Klaim pejabat tinggi Kyiv ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberi izin kepada Ukraina untuk melakukan serangan terbatas menggunakan senjata AS di wilayah Rusia di sekitar Kharkiv.
Biden memberikan izin seperti itu setelah beberapa negara Eropa menghapus pembatasan penggunaan senjata pasokan mereka oleh Ukraina.
Tidak jelas apakah senjata yang digunakan dalam serangan yang dijelaskan oleh Vereshchuk itu dipasok oleh AS.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji keputusan Biden yang mengizinkan beberapa serangan di wilayah Rusia sebagai sebuah “langkah maju” yang akan membantu pasukannya mempertahankan wilayah Kharkiv, meskipun beberapa analis mempertanyakan apakah kebebasan baru ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk mengusir invasi Rusia.
Para analis militer telah melunakkan ekspektasi tersebut, sebagian karena AS bersikukuh untuk tidak mengizinkan Ukraina menggunakan amunisi paling tangguh yang pernah diberikan kepada Rusia untuk ditembakkan ke Rusia—rudal jarak jauh yang dikenal sebagai ATACMS yang dapat mencapai sasaran sejauh 300 kilometer.
tulis komentar anda