Ngerinya Rafah Menyayat Hati Dunia: Mayat di Mana-mana dan Anak-anak Terbakar
Kamis, 30 Mei 2024 - 08:44 WIB
“Tentara Israel mengeklaim mereka menargetkan militan, tapi itu bukan alasan untuk menyerang daerah yang penuh dengan tenda dan pengungsi," kesalnya.
Sasarannya berada di tepi barisan tenda, yang didirikan oleh Kuwait awal tahun ini untuk melindungi para pengungsi. Kamp tersebut berada di luar “zona kemanusiaan” di sepanjang pantai yang diumumkan Israel pada awal Mei, saat Israel melancarkan operasi ke Rafah.
Namun wilayah tersebut tidak berada di wilayah Rafah yang tercakup dalam perintah evakuasi khusus yang dikeluarkan militer Israel melalui media sosial, panggilan telepon, dan selebaran ketika pasukan Zionis masuk, sehingga masyarakat yang tinggal di sana menganggap wilayah tersebut aman.
Agha berkata: “Rudal itu menghantam dekat titik medis yang dikelilingi oleh banyak tenda, di daerah yang berpenduduk lebih dari 4.000 orang.”
Tampaknya, kata dia, tidak biasa karena tidak ada kawah tumbukan besar di permukaan tanah dan hal ini memicu kebakaran besar.
Serangan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh rudal GBU-39 buatan AS, yang membawa muatan bahan peledak seberat 17 kg, demikian temuan CNN dan New York Times dalam penyelidikan yang mengamati sisa-sisa rudal yang difoto di lokasi.
Hal ini sesuai dengan klaim militer Israel mengenai jumlah bahan peledak yang digunakan. Secara keseluruhan bom GBU memiliki berat 110 kg, termasuk casing logam yang sebagian dapat berubah menjadi pecahan peluru. Mereka bisa menembus beton setinggi 3 meter.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdalih serangan itu hanya menargetkan komandan senior Hamas dan mengatakan kebakaran itu mungkin disebabkan oleh ledakan sekunder.
Dia menduga mungkin ada senjata Hamas yang disimpan di daerah tersebut dan mengatakan bahwa pihak militer sedang menyelidiki.
Sasarannya berada di tepi barisan tenda, yang didirikan oleh Kuwait awal tahun ini untuk melindungi para pengungsi. Kamp tersebut berada di luar “zona kemanusiaan” di sepanjang pantai yang diumumkan Israel pada awal Mei, saat Israel melancarkan operasi ke Rafah.
Namun wilayah tersebut tidak berada di wilayah Rafah yang tercakup dalam perintah evakuasi khusus yang dikeluarkan militer Israel melalui media sosial, panggilan telepon, dan selebaran ketika pasukan Zionis masuk, sehingga masyarakat yang tinggal di sana menganggap wilayah tersebut aman.
Agha berkata: “Rudal itu menghantam dekat titik medis yang dikelilingi oleh banyak tenda, di daerah yang berpenduduk lebih dari 4.000 orang.”
Tampaknya, kata dia, tidak biasa karena tidak ada kawah tumbukan besar di permukaan tanah dan hal ini memicu kebakaran besar.
Serangan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh rudal GBU-39 buatan AS, yang membawa muatan bahan peledak seberat 17 kg, demikian temuan CNN dan New York Times dalam penyelidikan yang mengamati sisa-sisa rudal yang difoto di lokasi.
Hal ini sesuai dengan klaim militer Israel mengenai jumlah bahan peledak yang digunakan. Secara keseluruhan bom GBU memiliki berat 110 kg, termasuk casing logam yang sebagian dapat berubah menjadi pecahan peluru. Mereka bisa menembus beton setinggi 3 meter.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdalih serangan itu hanya menargetkan komandan senior Hamas dan mengatakan kebakaran itu mungkin disebabkan oleh ledakan sekunder.
Dia menduga mungkin ada senjata Hamas yang disimpan di daerah tersebut dan mengatakan bahwa pihak militer sedang menyelidiki.
(mas)
tulis komentar anda