Agama Warga Negara Bagian Rakhine Myanmar dan Persentasenya
Rabu, 22 Mei 2024 - 20:20 WIB
Foto/AP
Jumlah penduduk beragama Islam di negara bagian Rakhine mencapai 1.118.731 atau 35,1%.
Dinamika konflik di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, berakar kuat pada sejarah konfrontasi kekerasan yang kompleks dan traumatis dengan kekuatan ekspansionis, sehingga membuat keterlibatan di tingkat internasional dan serikat pekerja dalam isu perdamaian dan konflik menjadi sangat sensitif.
Foto/AP
"Konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine baru-baru ini dapat dipahami sebagai titik temu dari berbagai keluhan—kebanyakan di antaranya tidak secara eksplisit bersifat keagamaan. Ketegangan antaretnis, kesenjangan ekonomi, dan faktor politik semuanya berkontribusi terhadap konflik kekerasan," ungkap Melyn McKay, peneliti United States Institute of Peace.
Hingga saat ini, hanya sedikit pemimpin agama berpengaruh dan jaringan layanan sosial keagamaan yang dilibatkan oleh lembaga bantuan, pembuat kebijakan, dan pembangunan perdamaian—baik nasional maupun internasional. Kurangnya keterlibatan ini telah menyebabkan ketidakpercayaan yang meluas terhadap komunitas internasional di semua lapisan masyarakat Rakhine.
Jumlah penduduk beragama Islam di negara bagian Rakhine mencapai 1.118.731 atau 35,1%.
3. Kristen (1,2%)
Jumlah penduduk beragama Kristen di negara bagian Rakhine mencapai 36.791 atau 1,2%.4. Animisme (0,1%)
Jumlah penduduk beragama animisme di negara bagian Rakhine mencapai 2.711 atau 0,1%.5. Hindu (0,3%)
Jumlah penduduk beragama Hindu di negara bagian Rakhine mencapai 9.791 atau 0,3%.Dinamika konflik di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, berakar kuat pada sejarah konfrontasi kekerasan yang kompleks dan traumatis dengan kekuatan ekspansionis, sehingga membuat keterlibatan di tingkat internasional dan serikat pekerja dalam isu perdamaian dan konflik menjadi sangat sensitif.
Foto/AP
"Konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine baru-baru ini dapat dipahami sebagai titik temu dari berbagai keluhan—kebanyakan di antaranya tidak secara eksplisit bersifat keagamaan. Ketegangan antaretnis, kesenjangan ekonomi, dan faktor politik semuanya berkontribusi terhadap konflik kekerasan," ungkap Melyn McKay, peneliti United States Institute of Peace.
Hingga saat ini, hanya sedikit pemimpin agama berpengaruh dan jaringan layanan sosial keagamaan yang dilibatkan oleh lembaga bantuan, pembuat kebijakan, dan pembangunan perdamaian—baik nasional maupun internasional. Kurangnya keterlibatan ini telah menyebabkan ketidakpercayaan yang meluas terhadap komunitas internasional di semua lapisan masyarakat Rakhine.
tulis komentar anda