Israel Bantah Terlibat dalam Kematian Presiden Iran
Selasa, 21 Mei 2024 - 20:15 WIB
TEL AVIV - Sumber pemerintah Israel menyatakan negara Zionis itu tidak ada hubungannya dengan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024).
Reuters melaporkan hal itu mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
Raisi dan beberapa pejabat Iran lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, tewas ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di provinsi pegunungan Azerbaijan Timur di barat laut Iran.
Setelah lebih dari sepuluh jam pencarian, terhambat kabut dan hujan, presiden Iran dan rombongannya dipastikan tewas.
Kepala negara Iran itu telah melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan setelah bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada Sabtu untuk meresmikan bendungan.
Raisi berjanji mengunjungi masing-masing dari 30 provinsi di Iran setidaknya setahun sekali, dan dia juga secara rutin melakukan perjalanan keliling negara tersebut.
Kematiannya telah memicu spekulasi bahwa musuh lama Iran, Israel, mungkin berada di balik kecelakaan tersebut.
Pada Senin, seorang pejabat Israel, yang tidak mau disebutkan namanya, membantah keterlibatan negaranya dalam kecelakaan itu, dan mengatakan kepada Reuters, “Bukan kami yang melakukannya.”
Putaran ketegangan terbaru antara Israel dan Iran dimulai pada 1 April, setelah dugaan serangan udara Israel menghantam konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
Serangan itu menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal berpangkat tinggi.
Sebagai tanggapan, Teheran meluncurkan sejumlah drone dan rudal ke Israel. Republik Islam Iran telah berulang kali bersumpah melenyapkan, menghancurkan, atau memusnahkan “rezim Zionis”, sebutan yang mereka gunakan untuk Israel.
Menteri Warisan Israel Amichay Eliyahu menanggapi kabar meninggalnya Raisi dengan memposting gambar segelas wine di X, disertai dengan tulisan “Cheers” di captionnya.
Avigdor Lieberman, mantan menteri pertahanan dan pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa, “Israel tidak akan menitikkan air mata atas kematian presiden Iran.”
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung di negaranya untuk para korban kecelakaan itu.
Wakil Raisi, Mohammad Mokhber, mengambil alih jabatan presiden setelah mendapat persetujuan Khamenei pada Senin. Mokhber akan memegang jabatan tersebut selama 50 hari hingga pemilu diadakan.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Reuters melaporkan hal itu mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
Raisi dan beberapa pejabat Iran lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, tewas ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di provinsi pegunungan Azerbaijan Timur di barat laut Iran.
Setelah lebih dari sepuluh jam pencarian, terhambat kabut dan hujan, presiden Iran dan rombongannya dipastikan tewas.
Kepala negara Iran itu telah melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan setelah bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada Sabtu untuk meresmikan bendungan.
Raisi berjanji mengunjungi masing-masing dari 30 provinsi di Iran setidaknya setahun sekali, dan dia juga secara rutin melakukan perjalanan keliling negara tersebut.
Kematiannya telah memicu spekulasi bahwa musuh lama Iran, Israel, mungkin berada di balik kecelakaan tersebut.
Pada Senin, seorang pejabat Israel, yang tidak mau disebutkan namanya, membantah keterlibatan negaranya dalam kecelakaan itu, dan mengatakan kepada Reuters, “Bukan kami yang melakukannya.”
Putaran ketegangan terbaru antara Israel dan Iran dimulai pada 1 April, setelah dugaan serangan udara Israel menghantam konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
Serangan itu menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal berpangkat tinggi.
Sebagai tanggapan, Teheran meluncurkan sejumlah drone dan rudal ke Israel. Republik Islam Iran telah berulang kali bersumpah melenyapkan, menghancurkan, atau memusnahkan “rezim Zionis”, sebutan yang mereka gunakan untuk Israel.
Menteri Warisan Israel Amichay Eliyahu menanggapi kabar meninggalnya Raisi dengan memposting gambar segelas wine di X, disertai dengan tulisan “Cheers” di captionnya.
Avigdor Lieberman, mantan menteri pertahanan dan pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa, “Israel tidak akan menitikkan air mata atas kematian presiden Iran.”
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung di negaranya untuk para korban kecelakaan itu.
Wakil Raisi, Mohammad Mokhber, mengambil alih jabatan presiden setelah mendapat persetujuan Khamenei pada Senin. Mokhber akan memegang jabatan tersebut selama 50 hari hingga pemilu diadakan.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(sya)
tulis komentar anda