Spanyol Ungkap Posisi Israel Lebih Lemah karena Aksi Tak Manusiawi di Gaza
Sabtu, 18 Mei 2024 - 13:16 WIB
MADRID - Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengatakan Israel berada dalam posisi yang jauh lebih lemah sekarang karena tanggapannya yang “tidak manusiawi” di Jalur Gaza.
Berbicara dalam wawancara dengan lembaga penyiaran, La Sexta, dia ditanya apakah dia menganggap apa yang dilakukan Israel sebagai genosida, dia menjawab, “Saya memiliki visi saya sendiri tentang apa yang terjadi. Apakah mereka menghormati hak asasi manusia di Gaza? Saya mempunyai keraguan yang serius.”
“Saya pikir setiap analis obyektif akan (berpikiran sama). Lihatlah pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, perempuan dan anak-anak, dan kehancuran yang tak tertandingi di Gaza, yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dibangun kembali,” papar dia.
Berbicara kepada mereka yang membela tindakan Israel, dia juga mengajukan pertanyaan apakah kekerasan dan penghancuran setelah 7 Oktober 2023 tidak sia-sia.
Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina sejak serangan awal Hamas yang hanya merenggut 1.200 nyawa.
Haaretz kemudian mengungkap helikopter dan tank tentara Israel membunuh banyak dari 1.139 warga sipil Israel sendiri.
“Apakah Hamas lebih atau kurang kuat dibandingkan sebelumnya? Apakah Israel saat ini lebih atau kurang aman dibandingkan sebelum serangan 7 Oktober?” tanya dia, menyampaikan pendapatnya bahwa Israel telah menempatkan dirinya pada posisi yang lebih lemah.
Sanchez juga mengumumkan pemerintahannya tidak akan mengakui Negara Palestina pada 21 Mei, seperti yang disinggung Diplomat Utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell.
“Itu tertunda karena kami sedang berkoordinasi dengan negara lain. Saya menunggu menyelesaikan detail finalnya akhir pekan ini dan membicarakannya dengan rekan-rekan saya setelahnya,” papar dia.
Dia menambahkan, pada tanggal 22 Mei, ketika dia dijadwalkan hadir di Parlemen Spanyol, dia berencana mengumumkan tanggal pasti kapan Spanyol dan negara-negara Uni Eropa lainnya akan mengakui Palestina.
Sejauh ini, negara-negara UE seperti Irlandia, Slovenia, Norwegia, dan Malta telah berkomitmen mengakui Palestina, meskipun negara mana yang dapat bergabung pada tanggal tersebut masih belum jelas.
Sanchez menunjukkan, meski banyak negara Barat percaya pada solusi dua negara, mereka mengakui Israel tetapi tidak mengakui Palestina.
“Setelah semua yang terjadi sejak 7 Oktober, jelas sekali bahwa Perdana Menteri Israel tampaknya tidak setuju dengan pengakuan Palestina. Jadi negara-negara perlu mengangkat bendera dan mengakui Palestina untuk menjaga gagasan tersebut tetap hidup dan membuka cakrawala politik untuk hidup berdampingan secara damai antara Israel dan Palestina,” papar dia.
Berbicara dalam wawancara dengan lembaga penyiaran, La Sexta, dia ditanya apakah dia menganggap apa yang dilakukan Israel sebagai genosida, dia menjawab, “Saya memiliki visi saya sendiri tentang apa yang terjadi. Apakah mereka menghormati hak asasi manusia di Gaza? Saya mempunyai keraguan yang serius.”
“Saya pikir setiap analis obyektif akan (berpikiran sama). Lihatlah pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, perempuan dan anak-anak, dan kehancuran yang tak tertandingi di Gaza, yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dibangun kembali,” papar dia.
Berbicara kepada mereka yang membela tindakan Israel, dia juga mengajukan pertanyaan apakah kekerasan dan penghancuran setelah 7 Oktober 2023 tidak sia-sia.
Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina sejak serangan awal Hamas yang hanya merenggut 1.200 nyawa.
Haaretz kemudian mengungkap helikopter dan tank tentara Israel membunuh banyak dari 1.139 warga sipil Israel sendiri.
“Apakah Hamas lebih atau kurang kuat dibandingkan sebelumnya? Apakah Israel saat ini lebih atau kurang aman dibandingkan sebelum serangan 7 Oktober?” tanya dia, menyampaikan pendapatnya bahwa Israel telah menempatkan dirinya pada posisi yang lebih lemah.
Sanchez juga mengumumkan pemerintahannya tidak akan mengakui Negara Palestina pada 21 Mei, seperti yang disinggung Diplomat Utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell.
“Itu tertunda karena kami sedang berkoordinasi dengan negara lain. Saya menunggu menyelesaikan detail finalnya akhir pekan ini dan membicarakannya dengan rekan-rekan saya setelahnya,” papar dia.
Dia menambahkan, pada tanggal 22 Mei, ketika dia dijadwalkan hadir di Parlemen Spanyol, dia berencana mengumumkan tanggal pasti kapan Spanyol dan negara-negara Uni Eropa lainnya akan mengakui Palestina.
Sejauh ini, negara-negara UE seperti Irlandia, Slovenia, Norwegia, dan Malta telah berkomitmen mengakui Palestina, meskipun negara mana yang dapat bergabung pada tanggal tersebut masih belum jelas.
Sanchez menunjukkan, meski banyak negara Barat percaya pada solusi dua negara, mereka mengakui Israel tetapi tidak mengakui Palestina.
“Setelah semua yang terjadi sejak 7 Oktober, jelas sekali bahwa Perdana Menteri Israel tampaknya tidak setuju dengan pengakuan Palestina. Jadi negara-negara perlu mengangkat bendera dan mengakui Palestina untuk menjaga gagasan tersebut tetap hidup dan membuka cakrawala politik untuk hidup berdampingan secara damai antara Israel dan Palestina,” papar dia.
(sya)
tulis komentar anda