Abbas: Palestina Tak Risaukan Kesepakatan 'Omong Kosong' UEA-Israel
Rabu, 19 Agustus 2020 - 13:01 WIB
RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan rakyat Palestina tidak khawatir tentang kesepakatan normalisasi antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA). Abbas menyebut kesepakatan itu "omong kosong".
Ini menjadi pernyataan pertama Abbas sejak kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS) itu diumumkan pekan lalu. Abbas menuduh UEA memunggungi rakyat Palestina yang hidup dalam pendudukan di Tepi Barat dan blokade Israel di Gaza.
Meski demikian, Abbas mengatakan, "Kami tidak khawatir tentang omong kosong yang terjadi di sini dan di sana, serta terutama dalam beberapa hari terkahir, saat kesepakatan tiga pihak antara Emirat, Israel dan Amerika diumumkan."
Israel dan UEA sepakat untuk membentuk hubungan penuh sehingga membuat marah rakyat Palestina yang sejak lama ingin dukungan UEA agar dapat mendirikan negara merdeka.
"Mereka (UEA) telah membalikkan punggung mereka pada segalanya: hak rakyat Palestina, negara Palestina, solusi dua negara, dan kota suci Yerusalem," kata Abbas saat bertemu sejumlah faksi di kota Ramallah, Tepi Barat.
Abbas, 84, menuduh UEA mencoba membenarkan kesepakatan itu dengan berpendapat dapat membantu menghentikan aneksasi Israel di Tepi Barat. AS menyatakan aneksasi tidak akan dilakukan dalam beberapa waktu untuk fokus pada penerapan kesepakatan. (Baca Juga: Palestina: Liga Arab dan OKI Dibubarkan, Tak Akan Pernah Bertemu)
Sebagai simbol persatuan, rapat Abbas di kompleks kepresidenan Palestina juga dihadiri Hamas yang mengontrol Gaza dan Fatah yang merupakan partai yang dipimpin Abbas dan mengontrol Tepi Barat. (Lihat Infografis: Perancang J-20: F-22 Raptor Tak kan Kompeten Melawan China)
Kuwait menyatakan sikapnya pada Israel tetap tidak berubah. Arab Saudi dan Qatar tetap diam dalam masalah itu. (Lihat Video: Sejumlah Polisi di Pemalang Terjaring Razia Masker)
Ini menjadi pernyataan pertama Abbas sejak kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS) itu diumumkan pekan lalu. Abbas menuduh UEA memunggungi rakyat Palestina yang hidup dalam pendudukan di Tepi Barat dan blokade Israel di Gaza.
Meski demikian, Abbas mengatakan, "Kami tidak khawatir tentang omong kosong yang terjadi di sini dan di sana, serta terutama dalam beberapa hari terkahir, saat kesepakatan tiga pihak antara Emirat, Israel dan Amerika diumumkan."
Israel dan UEA sepakat untuk membentuk hubungan penuh sehingga membuat marah rakyat Palestina yang sejak lama ingin dukungan UEA agar dapat mendirikan negara merdeka.
"Mereka (UEA) telah membalikkan punggung mereka pada segalanya: hak rakyat Palestina, negara Palestina, solusi dua negara, dan kota suci Yerusalem," kata Abbas saat bertemu sejumlah faksi di kota Ramallah, Tepi Barat.
Abbas, 84, menuduh UEA mencoba membenarkan kesepakatan itu dengan berpendapat dapat membantu menghentikan aneksasi Israel di Tepi Barat. AS menyatakan aneksasi tidak akan dilakukan dalam beberapa waktu untuk fokus pada penerapan kesepakatan. (Baca Juga: Palestina: Liga Arab dan OKI Dibubarkan, Tak Akan Pernah Bertemu)
Sebagai simbol persatuan, rapat Abbas di kompleks kepresidenan Palestina juga dihadiri Hamas yang mengontrol Gaza dan Fatah yang merupakan partai yang dipimpin Abbas dan mengontrol Tepi Barat. (Lihat Infografis: Perancang J-20: F-22 Raptor Tak kan Kompeten Melawan China)
Kuwait menyatakan sikapnya pada Israel tetap tidak berubah. Arab Saudi dan Qatar tetap diam dalam masalah itu. (Lihat Video: Sejumlah Polisi di Pemalang Terjaring Razia Masker)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda