Biden Setujui Larangan Uranium Rusia, Ekonomi AS Bisa Rontok
Selasa, 14 Mei 2024 - 17:15 WIB
“Kerugian finansial bagi Amerika Serikat akan jauh lebih besar dibandingkan Rusia,” ujar Antonov.
Dia juga berpendapat sanksi AS gagal melemahkan Rusia. “Kenyataan telah menunjukkan perekonomian Rusia siap menghadapi tantangan apa pun dan dengan cepat merespons kesulitan yang muncul, bahkan mengambil keuntungan dari situasi tersebut,” papar dia.
Pada tahun 2022, Rusia adalah eksportir uranium yang diperkaya, terbesar di pasar global, dengan perkiraan nilai ekspor sebesar USD2 miliar.
Menurut data Departemen Energi AS, bahan ini menyumbang sekitar seperempat uranium yang digunakan dalam reaktor AS.
Dengan latar belakang ini, Bloomberg melaporkan larangan tersebut “mengandung risiko.”
Jonathan Hinze, presiden firma riset pasar bahan bakar nuklir UxC, mengatakan kepada outlet tersebut bahwa undang-undang tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga uranium sebesar 20%.
Pada Desember, Bloomberg mengutip sumber yang mengatakan Tenex, perusahaan perdagangan luar negeri Rusia yang dimiliki perusahaan negara Rusia Rosatom, telah memperingatkan pelanggannya di Amerika bahwa Moskow dapat terlebih dahulu melarang ekspor bahan bakar nuklir ke AS jika larangan uranium disetujui.
Namun, pada saat itu Rosatom menolak laporan tersebut dan menganggapnya “tidak akurat,” dan bersikeras Tenex “sedang memenuhi seluruh kewajiban kontraknya dan akan terus melakukannya.”
Dia juga berpendapat sanksi AS gagal melemahkan Rusia. “Kenyataan telah menunjukkan perekonomian Rusia siap menghadapi tantangan apa pun dan dengan cepat merespons kesulitan yang muncul, bahkan mengambil keuntungan dari situasi tersebut,” papar dia.
Pada tahun 2022, Rusia adalah eksportir uranium yang diperkaya, terbesar di pasar global, dengan perkiraan nilai ekspor sebesar USD2 miliar.
Menurut data Departemen Energi AS, bahan ini menyumbang sekitar seperempat uranium yang digunakan dalam reaktor AS.
Dengan latar belakang ini, Bloomberg melaporkan larangan tersebut “mengandung risiko.”
Jonathan Hinze, presiden firma riset pasar bahan bakar nuklir UxC, mengatakan kepada outlet tersebut bahwa undang-undang tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga uranium sebesar 20%.
Pada Desember, Bloomberg mengutip sumber yang mengatakan Tenex, perusahaan perdagangan luar negeri Rusia yang dimiliki perusahaan negara Rusia Rosatom, telah memperingatkan pelanggannya di Amerika bahwa Moskow dapat terlebih dahulu melarang ekspor bahan bakar nuklir ke AS jika larangan uranium disetujui.
Namun, pada saat itu Rosatom menolak laporan tersebut dan menganggapnya “tidak akurat,” dan bersikeras Tenex “sedang memenuhi seluruh kewajiban kontraknya dan akan terus melakukannya.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda