2 Perbedaan Junta Militer dan Kudeta, Berkaitan dalam Proses Penggulingan Kekuasaan
Selasa, 14 Mei 2024 - 14:28 WIB
JAKARTA - Junta militer kerap dikaitkan dengan kudeta atau penggulingan kekuasaan. Setidaknya ini terjadi di Myanmar beberapa tahun yang lalu.
Berawal ketika terjadi kudeta di Myanmar pada 2021, ketika anggota partai penguasa yang dipilih secara demokratis digulingkan oleh militer yang kemudian memberikan kekuasaan pada pemimpin junta, Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Namun sejak itu, junta Mynamar tak kunjung menepati janjinya untuk menggelar pemilu baru. Itu memaksa masyarakat berpikir bahwa pihak militer memang hanya ingin berkuasa.
Pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Rakyat dari Pemerintah Persatuan Nasional pecah di seluruh Myanmar sebagai protes anti-kudeta.
Dari peristiwa di Myanmar, junta memang identik dengan kudeta. Tepatnya, kudeta adalah proses, sementara junta adalah pihak yang ditunjuk untuk berkuasa.
Perbedaan Junta Militer dan Kudeta
Menurut Britannica, junta merupakan komite atau dewan administratif—khususnya yang memerintah suatu negara setelah kudeta dan sebelum pemerintahan baru resmi dibentuk.
Sedangkan kudeta adalah penggulingan pemerintahan yang sudah ada atau pemimpin yang secara resmi ditunjuk dengan cara ilegal dan sering kali bersifat inkonstitusional sehingga tercipta "pengambilalihan kekuasaan".
Pada umumnya, kudeta jarang mengubah kebijakan fundamental sosial dan ekonomi suatu negara, dan juga tidak mendistribusikan kembali kekuasaan secara signifikan di antara kelompok-kelompok politik yang bersaing.
Kudeta berasal dari kata “coup d’état”—bahasa Prancis yang artinya “pukulan terhadap negara”. Pertama kali, kata itu digunakan di Prancis pada abad ke-17.
Kudeta dijelaskan sebagai pencabutan, perpindahan atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah independen secara tiba-tiba dan tidak teratur (ilegal).
Kudeta sering terjadi di berbagai negara Amerika Latin pada abad ke-19 dan ke-20 dan di Afrika setelahnya negara-negara di sana memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960-an.
Sementara kata” junta” digunakan secara luas pada abad ke-16 untuk merujuk pada berbagai komite konsultasi pemerintah. Contoh, perlawanan Spanyol terhadap invasi Napoleon (1808) diorganisir oleh junta provinsial.
Biasanya istilah junta digunakan ketika terjadi sebuah revolusi dan bukan kudeta di suatu negara. Dengan adanya revolusi inilah kebijakan dan aturan terdahulu yang dirasa kurang baik akan diubah dan diganti dengan kebijakan baru.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
Berawal ketika terjadi kudeta di Myanmar pada 2021, ketika anggota partai penguasa yang dipilih secara demokratis digulingkan oleh militer yang kemudian memberikan kekuasaan pada pemimpin junta, Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Namun sejak itu, junta Mynamar tak kunjung menepati janjinya untuk menggelar pemilu baru. Itu memaksa masyarakat berpikir bahwa pihak militer memang hanya ingin berkuasa.
Baca Juga
Pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Rakyat dari Pemerintah Persatuan Nasional pecah di seluruh Myanmar sebagai protes anti-kudeta.
Dari peristiwa di Myanmar, junta memang identik dengan kudeta. Tepatnya, kudeta adalah proses, sementara junta adalah pihak yang ditunjuk untuk berkuasa.
Perbedaan Junta Militer dan Kudeta
1. Definisi
Menurut Britannica, junta merupakan komite atau dewan administratif—khususnya yang memerintah suatu negara setelah kudeta dan sebelum pemerintahan baru resmi dibentuk.
Sedangkan kudeta adalah penggulingan pemerintahan yang sudah ada atau pemimpin yang secara resmi ditunjuk dengan cara ilegal dan sering kali bersifat inkonstitusional sehingga tercipta "pengambilalihan kekuasaan".
Pada umumnya, kudeta jarang mengubah kebijakan fundamental sosial dan ekonomi suatu negara, dan juga tidak mendistribusikan kembali kekuasaan secara signifikan di antara kelompok-kelompok politik yang bersaing.
2. Asal-usul
Kudeta berasal dari kata “coup d’état”—bahasa Prancis yang artinya “pukulan terhadap negara”. Pertama kali, kata itu digunakan di Prancis pada abad ke-17.
Kudeta dijelaskan sebagai pencabutan, perpindahan atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah independen secara tiba-tiba dan tidak teratur (ilegal).
Kudeta sering terjadi di berbagai negara Amerika Latin pada abad ke-19 dan ke-20 dan di Afrika setelahnya negara-negara di sana memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960-an.
Sementara kata” junta” digunakan secara luas pada abad ke-16 untuk merujuk pada berbagai komite konsultasi pemerintah. Contoh, perlawanan Spanyol terhadap invasi Napoleon (1808) diorganisir oleh junta provinsial.
Biasanya istilah junta digunakan ketika terjadi sebuah revolusi dan bukan kudeta di suatu negara. Dengan adanya revolusi inilah kebijakan dan aturan terdahulu yang dirasa kurang baik akan diubah dan diganti dengan kebijakan baru.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
(mas)
tulis komentar anda