Kenapa Mesir Tidak Membantu Rafah Padahal Berbatasan Langsung? Ternyata Ini Alasannya
Kamis, 09 Mei 2024 - 15:01 WIB
Membuktikan jika Mesir tidak ingin terseret ke dalam perang. Karena jika ada militan yang masuk ke wilayah Mesir tentunya akan membuat Israel memperluas serangannya.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan pada awal perang bahwa ia yakin Israel berusaha mendorong warga Palestina masuk ke negaranya dengan membatasi pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, air, dan kebutuhan pokok lainnya di wilayah Rafah.
Namun Pemerintah Israel menentang niatan tersebut, walau beberapa anggota koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang lebih ekstrem telah menyerukan agar warga Palestina diusir.
Ungkapan inilah yang membuat warga Mesir dan Palestina gelisah mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir, para diplomat Mesir telah memberi isyarat kepada beberapa rekan mereka di Barat bahwa Mesir dapat menangguhkan perjanjian perdamaian tahun 1979 dengan Israel jika serangan Israel di Rafah mendorong orang-orang ke Sinai.
Selain tidak memberikan akses bagi pengungsi Palestina masuk ke wilayahnya, Mesir diketahui tengah membangun tembok di dekat perbatasan. Hal tersebut terlihat melalui foto satelit belum lama ini menurut NPR.
Ini tentunya hal yang tak wajar ditunjukkan oleh negara tetangga. Mengingat ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dua tahun lalu, jutaan warga Ukraina berbondong-bondong datang ke negara tetangga Polandia, yang menyambut kedatangan mereka.
Kemudian ketika Suriah dilanda perang saudara pada tahun 2011, jutaan orang melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan pada awal perang bahwa ia yakin Israel berusaha mendorong warga Palestina masuk ke negaranya dengan membatasi pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, air, dan kebutuhan pokok lainnya di wilayah Rafah.
Namun Pemerintah Israel menentang niatan tersebut, walau beberapa anggota koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang lebih ekstrem telah menyerukan agar warga Palestina diusir.
Ungkapan inilah yang membuat warga Mesir dan Palestina gelisah mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir, para diplomat Mesir telah memberi isyarat kepada beberapa rekan mereka di Barat bahwa Mesir dapat menangguhkan perjanjian perdamaian tahun 1979 dengan Israel jika serangan Israel di Rafah mendorong orang-orang ke Sinai.
Selain tidak memberikan akses bagi pengungsi Palestina masuk ke wilayahnya, Mesir diketahui tengah membangun tembok di dekat perbatasan. Hal tersebut terlihat melalui foto satelit belum lama ini menurut NPR.
Ini tentunya hal yang tak wajar ditunjukkan oleh negara tetangga. Mengingat ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dua tahun lalu, jutaan warga Ukraina berbondong-bondong datang ke negara tetangga Polandia, yang menyambut kedatangan mereka.
Kemudian ketika Suriah dilanda perang saudara pada tahun 2011, jutaan orang melarikan diri ke negara-negara tetangga.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda