Jenderal Iran: 240 Jet Tempur AS dan NATO Dikerahkan Lindungi Israel saat Dirudal Teheran
Senin, 06 Mei 2024 - 07:14 WIB
TEHERAN - Seorang jenderal senior Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) dan aliansi yang dipimpinnya; NATO, mengerahkan 240 jet tempur untuk melindungi Israel selama serangan rudal dan drone Teheran bulan lalu.
Mayor Jenderal Gholam-Ali Rashid, komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Iran yang diterbitkan Iran pada hari Minggu ketika dia menguraikan rincian baru tentang operasi anti-Israel baru-baru ini.
Dalam serangan multi-cabang, yang dijuluki Operasi Janji Sejati, Angkatan Bersenjata Iran meluncurkan puluhan—versi Israel jumlahnya ratusan—drone dan rudal ke wilayah pendudukan pada akhir tanggal 13 April sebagai respons atas agresi rezim terhadap kantor diplomatik Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada 1 April.
Serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus telah menewaskan dua jenderal Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, serta lima perwira pendampingnya.
Rashid mengatakan Operasi Janji Sejati Iran mengatasi pencegahan yang diproklamirkan sendiri dan hanya khayalan dari rezim Zionis, yang percaya bahwa pencegahannya dijamin dengan mengandalkan Amerika Serikat dan NATO.
Menggarisbawahi bahwa serangan balasan Iran mengungkap kerentanan Israel, komandan senior tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat, yang didukung oleh kekuatan utama NATO seperti Inggris dan Prancis serta beberapa negara regional, menciptakan beberapa lapisan pertahanan terhadap kekuatan ofensif rudal dan drone Iran untuk melindungi Israel.
“Namun, rudal Iran yang kuat melewati perisai pertahanan rudal dan menghancurkan dua pusat militer Israel, Navatim dan Shalakhim,” katanya.
Menekankan bahwa rezim Israel tidak berani menunjukkan kepada dunia gambaran dari dua pangkalan militer yang menjadi sasaran, Rashid berkata, “Seandainya Amerika, Inggris, Prancis, dan CENTCOM tidak segera membantu rezim Israel, 80% proyektil Iran akan menggempur targetnya di pangkalan militer rezim Zionis.”
Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya itu menggambarkan Operasi Janji Sejati sebagai kekalahan pencegahan Israel dan mengatakan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang ditugaskan melakukan serangan balasan, hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan ofensifnya.
“Operasi ofensif dilakukan oleh unit Divisi Dirgantara IRGC dan unit tunggal ini hanya menggunakan 20% kekuatan ofensifnya,” kata Rashid.
“Sebaliknya, AS, NATO, CENTCOM dan rezim Zionis, dengan 240 jet tempur dan sejumlah sistem anti-rudal yang ditempatkan di kapal perang Amerika di Mediterania dan Laut Merah bersama dengan sistem anti-rudal rezim Zionis, bergegas untuk mempertahankan diri," katanya.
Dia, seperti dikutip dari Tehran Times, Senin (6/5/2024), mengatakan bahwa unit tunggal tersebut siap melepaskan 80 persen sisa kekuatan ofensifnya dan melancarkan gelombang serangan lain berdasarkan perintah.
Rashid juga menekankan bahwa pemerintah AS dan Barat merupakan mitra nyata dalam kejahatan rezim Israel terhadap rakyat Palestina.
Agresi rezim Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional, dan misi tetap Iran untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tanggapan Teheran terhadap agresi Israel adalah tindakan yang sah berdasarkan Piagam PBB.
Mayor Jenderal Gholam-Ali Rashid, komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Iran yang diterbitkan Iran pada hari Minggu ketika dia menguraikan rincian baru tentang operasi anti-Israel baru-baru ini.
Dalam serangan multi-cabang, yang dijuluki Operasi Janji Sejati, Angkatan Bersenjata Iran meluncurkan puluhan—versi Israel jumlahnya ratusan—drone dan rudal ke wilayah pendudukan pada akhir tanggal 13 April sebagai respons atas agresi rezim terhadap kantor diplomatik Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada 1 April.
Baca Juga
Serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus telah menewaskan dua jenderal Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, serta lima perwira pendampingnya.
Rashid mengatakan Operasi Janji Sejati Iran mengatasi pencegahan yang diproklamirkan sendiri dan hanya khayalan dari rezim Zionis, yang percaya bahwa pencegahannya dijamin dengan mengandalkan Amerika Serikat dan NATO.
Menggarisbawahi bahwa serangan balasan Iran mengungkap kerentanan Israel, komandan senior tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat, yang didukung oleh kekuatan utama NATO seperti Inggris dan Prancis serta beberapa negara regional, menciptakan beberapa lapisan pertahanan terhadap kekuatan ofensif rudal dan drone Iran untuk melindungi Israel.
“Namun, rudal Iran yang kuat melewati perisai pertahanan rudal dan menghancurkan dua pusat militer Israel, Navatim dan Shalakhim,” katanya.
Menekankan bahwa rezim Israel tidak berani menunjukkan kepada dunia gambaran dari dua pangkalan militer yang menjadi sasaran, Rashid berkata, “Seandainya Amerika, Inggris, Prancis, dan CENTCOM tidak segera membantu rezim Israel, 80% proyektil Iran akan menggempur targetnya di pangkalan militer rezim Zionis.”
Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya itu menggambarkan Operasi Janji Sejati sebagai kekalahan pencegahan Israel dan mengatakan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang ditugaskan melakukan serangan balasan, hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan ofensifnya.
“Operasi ofensif dilakukan oleh unit Divisi Dirgantara IRGC dan unit tunggal ini hanya menggunakan 20% kekuatan ofensifnya,” kata Rashid.
“Sebaliknya, AS, NATO, CENTCOM dan rezim Zionis, dengan 240 jet tempur dan sejumlah sistem anti-rudal yang ditempatkan di kapal perang Amerika di Mediterania dan Laut Merah bersama dengan sistem anti-rudal rezim Zionis, bergegas untuk mempertahankan diri," katanya.
Dia, seperti dikutip dari Tehran Times, Senin (6/5/2024), mengatakan bahwa unit tunggal tersebut siap melepaskan 80 persen sisa kekuatan ofensifnya dan melancarkan gelombang serangan lain berdasarkan perintah.
Rashid juga menekankan bahwa pemerintah AS dan Barat merupakan mitra nyata dalam kejahatan rezim Israel terhadap rakyat Palestina.
Agresi rezim Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional, dan misi tetap Iran untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tanggapan Teheran terhadap agresi Israel adalah tindakan yang sah berdasarkan Piagam PBB.
(mas)
tulis komentar anda