Houthi Yaman Serang 102 Kapal Israel, AS, dan Inggris sejak Oktober
Jum'at, 26 April 2024 - 20:15 WIB
SANAA - Kelompok Houthi Yaman telah menyerang 102 kapal Israel, Amerika Serikat (AS) dan Inggris sejak Israel melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza yang terkepung pada bulan Oktober.
“Sekitar 102 kapal Israel, AS dan Inggris diserang selama 202 hari agresi Israel di Gaza,” ungkap pemimpin kelompok tersebut Abdul-Malik Al-Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi.
Dia menambahkan, sekitar dua kapal yang terkait dengan Israel menjadi sasaran setiap hari oleh kelompok tersebut.
“Navigasi kapal AS di Laut Merah telah menurun hingga 80%,” ujar dia.
Al-Houthi mengatakan kelompok tersebut berupaya memperluas dan memperkuat operasinya di Samudera Hindia.
Dia menekankan, sebagai akibatnya kapal-kapal AS terpaksa mengambil rute laut yang lebih panjang yang berdampak pada perekonomian global dan meningkatkan biaya pengiriman, asuransi transportasi laut, dan harga barang-barang.
“Biaya operasi asuransi untuk satu kapal bagi beberapa perusahaan di Amerika berjumlah USD50 juta, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan masalah nyata bagi mereka,” ujar dia.
Belum ada komentar langsung dari AS, Inggris atau Israel mengenai klaim tersebut.
“Sekitar 102 kapal Israel, AS dan Inggris diserang selama 202 hari agresi Israel di Gaza,” ungkap pemimpin kelompok tersebut Abdul-Malik Al-Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi.
Dia menambahkan, sekitar dua kapal yang terkait dengan Israel menjadi sasaran setiap hari oleh kelompok tersebut.
“Navigasi kapal AS di Laut Merah telah menurun hingga 80%,” ujar dia.
Al-Houthi mengatakan kelompok tersebut berupaya memperluas dan memperkuat operasinya di Samudera Hindia.
Dia menekankan, sebagai akibatnya kapal-kapal AS terpaksa mengambil rute laut yang lebih panjang yang berdampak pada perekonomian global dan meningkatkan biaya pengiriman, asuransi transportasi laut, dan harga barang-barang.
“Biaya operasi asuransi untuk satu kapal bagi beberapa perusahaan di Amerika berjumlah USD50 juta, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan masalah nyata bagi mereka,” ujar dia.
Belum ada komentar langsung dari AS, Inggris atau Israel mengenai klaim tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda