Mengapa Negara Arab Memihak Israel Dibanding Iran? Ternyata Ini Alasannya
Senin, 22 April 2024 - 20:20 WIB
TEHERAN - Sejumlah negara Arab seperti Yordania, UEA dan Arab Saudi diketahui telah memberikan bantuannya dalam menghalau serangan Iran yang menuju ke Israel . Tindakan ini lantas menimbulkan tanda tanya besar dari berbagai pihak terutama para pendukung Palestina.
Serangan rudal Iran yang dilancarkan ke Israel beberapa waktu lalu terbilang gagal karena ikut campurnya beberapa negara Arab. Dimana kala itu Yordania ikut serta menghalau rudal menggunakan kekuatan armada udaranya.
Tidak hanya Yordania, Arab Saudi dan UEA juga diduga telah berbagi informasi intelijen tentang rencana Iran dengan AS setelah mereka diberi pengarahan tentang cara menjaga wilayah udara mereka, menurut The Wall Street Journal.
Sedangkan menurut Foreign Policy, Angkatan Udara Kerajaan Saudi juga menembak jatuh proyektil Iran yang terbang di wilayah udaranya. Ada sejumlah alasan mengapa negara-negara Arab yang moderat memilih untuk mengambil peran dalam perang ini.
Kemunculan perang regional ini tentunya akan sangat berbahaya bagi negara sekitar, seperti Yordania, ARab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan lainnya.
Alasan lainnya adalah bahwa banyak negara Arab yang sama cemasnya dengan Israel terhadap campur tangan Iran di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman serta ketidakstabilan yang ditimbulkannya.
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah, bagi negara-negara Arab yang moderat, Israel telah menjadi mitra ekonomi utama, bahkan bagi bagi Yordania dan Mesir, Israel adalah penyelamat ekonomi.
Hal ini menjelaskan mengapa enam bulan perang di Gaza, Yordania, Arab Saudi, dan UEA hampir tidak ada langkah nyata yang diambil terhadap Israel.
Misalnya ketika Turki akhirnya melakukan sesuatu, dengan mengumumkan pada tanggal 9 April 2024 bahwa mereka melarang ekspor dalam jumlah besar ke Israel, tidak ada negara Arab yang melakukan tindakan serupa.
Sementara itu, Yordania adalah negara yang paling bergantung pada Israel. Bukan untuk keperluan perdagangan lintas batas atau untuk investasi, namun untuk kebutuhan air dan energi.
Yordania adalah salah satu negara yang paling kekurangan air di dunia, dengan hanya tersedia 950 juta meter kubik setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,4 miliar meter kubik.
Berdasarkan perjanjian perdamaian tahun 1994, Yordania berhak membeli 50 juta meter kubik air per tahun dari Israel. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat seiring dengan bertambahnya populasi Yordania, dan Israel telah mengembangkan begitu banyak kapasitas desalinasi sehingga negara tersebut mempunyai cadangan air bersih.
Kerajaan ini juga kekurangan sumber energi dalam negeri dan bergantung pada impor gas alam Israel untuk tenaga listrik dan industri kimianya. Gas menyumbang lebih dari 70 persen produksi listrik di Yordania, dan hampir seluruhnya berasal dari ladang Leviathan Israel.
Itulah alasan mengapa negara Arab lebih mendukung Israel ketimbang Iran. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika Iran memang selalu memberikan kekhawatiran dengan tindakannya yang selalu berkaitan dengan kelompok milisi. Sementara peran Israel di Timur Tengah sangatlah sentral.
Serangan rudal Iran yang dilancarkan ke Israel beberapa waktu lalu terbilang gagal karena ikut campurnya beberapa negara Arab. Dimana kala itu Yordania ikut serta menghalau rudal menggunakan kekuatan armada udaranya.
Tidak hanya Yordania, Arab Saudi dan UEA juga diduga telah berbagi informasi intelijen tentang rencana Iran dengan AS setelah mereka diberi pengarahan tentang cara menjaga wilayah udara mereka, menurut The Wall Street Journal.
Sedangkan menurut Foreign Policy, Angkatan Udara Kerajaan Saudi juga menembak jatuh proyektil Iran yang terbang di wilayah udaranya. Ada sejumlah alasan mengapa negara-negara Arab yang moderat memilih untuk mengambil peran dalam perang ini.
Alasan Negara Arab Memihak Israel Dibanding Iran
Salah satu alasan mengapa negara Arab lebih memilih mendukung Israel adalah karena jika operasi Iran berakhir dengan banyak korban jiwa atau kehancuran, maka akan berpeluang besar terjadi perang regional.Kemunculan perang regional ini tentunya akan sangat berbahaya bagi negara sekitar, seperti Yordania, ARab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan lainnya.
Alasan lainnya adalah bahwa banyak negara Arab yang sama cemasnya dengan Israel terhadap campur tangan Iran di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman serta ketidakstabilan yang ditimbulkannya.
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah, bagi negara-negara Arab yang moderat, Israel telah menjadi mitra ekonomi utama, bahkan bagi bagi Yordania dan Mesir, Israel adalah penyelamat ekonomi.
Hal ini menjelaskan mengapa enam bulan perang di Gaza, Yordania, Arab Saudi, dan UEA hampir tidak ada langkah nyata yang diambil terhadap Israel.
Misalnya ketika Turki akhirnya melakukan sesuatu, dengan mengumumkan pada tanggal 9 April 2024 bahwa mereka melarang ekspor dalam jumlah besar ke Israel, tidak ada negara Arab yang melakukan tindakan serupa.
Sementara itu, Yordania adalah negara yang paling bergantung pada Israel. Bukan untuk keperluan perdagangan lintas batas atau untuk investasi, namun untuk kebutuhan air dan energi.
Yordania adalah salah satu negara yang paling kekurangan air di dunia, dengan hanya tersedia 950 juta meter kubik setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,4 miliar meter kubik.
Berdasarkan perjanjian perdamaian tahun 1994, Yordania berhak membeli 50 juta meter kubik air per tahun dari Israel. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat seiring dengan bertambahnya populasi Yordania, dan Israel telah mengembangkan begitu banyak kapasitas desalinasi sehingga negara tersebut mempunyai cadangan air bersih.
Kerajaan ini juga kekurangan sumber energi dalam negeri dan bergantung pada impor gas alam Israel untuk tenaga listrik dan industri kimianya. Gas menyumbang lebih dari 70 persen produksi listrik di Yordania, dan hampir seluruhnya berasal dari ladang Leviathan Israel.
Itulah alasan mengapa negara Arab lebih mendukung Israel ketimbang Iran. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika Iran memang selalu memberikan kekhawatiran dengan tindakannya yang selalu berkaitan dengan kelompok milisi. Sementara peran Israel di Timur Tengah sangatlah sentral.
(ahm)
tulis komentar anda