China: Sejarah Akan Ingat Tindakan AS Melawan Masuknya Palestina ke PBB
Jum'at, 19 April 2024 - 19:45 WIB
BEIJING - Amerika Serikat (AS) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan mengakui negara Palestina. Anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya abstain dalam pemungutan suara itu.
“Sejarah akan mengingat tindakan AS terhadap aksesi Palestina ke PBB,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Lin Jian pada pengarahan pada hari Jumat (19/4/2024).
“Pada tahun 2011, Palestina sudah mengajukan permohonan (untuk bergabung dengan PBB), kemudian Dewan Keamanan PBB menangguhkan keputusan tersebut karena adanya tentangan dari Amerika Serikat. Kini, 13 tahun kemudian, lagi-lagi karena veto AS, permohonan Palestina untuk bergabung dengan organisasi tersebut ditolak, impian rakyat Palestina yang telah berusia puluhan tahun dihancurkan tanpa ampun. Sejarah dan masyarakat dunia akan mengingat tindakan Amerika Serikat yang bertentangan dengan semua pihak,” tegas Lin.
Rusia juga murka dengan tindakan AS memveto resolusi tersebut. Menurut Moskow, AS telah menunjukkan sikapnya yang sebenarnya terhadap Palestina dengan menghalangi rekomendasi untuk memasukkan negara tersebut ke PBB.
Bagi Washington, rakyat Palestina tidak punya hak atas negaranya sendiri, menurut Wakil Tetap Rusia Vasily Nebenzia pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.
“Intinya pertanyaannya sederhana: apakah Palestina layak menjadi bagian dari keluarga dunia, untuk berpartisipasi penuh dalam semua keputusan kehidupan internasional,” ujar Nebenzia.
“Dengan menggunakan hak veto untuk kelima kalinya sejak dimulainya eskalasi di Gaza, mereka (AS) kembali menunjukkan sikap mereka yang sebenarnya terhadap Palestina. Bagi Washington, mereka (Palestina) tidak pantas untuk memiliki negara sendiri. Mereka hanya menjadi penghalang di jalan, demi mewujudkan kepentingan Israel,” tegas perwakilan Rusia itu.
“Amerika Serikat yang melakukan veto terhadap usulan resolusi mengenai keanggotaan penuh Palestina di PBB adalah upaya sia-sia untuk mengubah jalannya sejarah,” ungkap utusan Rusia tersebut.
“Penggunaan hak veto oleh delegasi AS hari ini adalah upaya sia-sia untuk menghentikan jalannya sejarah yang tak terelakkan. Hasil pemungutan suara, di mana Washington secara praktis berada dalam isolasi total, sudah membuktikannya,” tegas Nebenzia.
Namun, sejarah tidak akan memaafkan Amerika Serikat atas tindakannya, menurut diplomat tersebut.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
“Sejarah akan mengingat tindakan AS terhadap aksesi Palestina ke PBB,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Lin Jian pada pengarahan pada hari Jumat (19/4/2024).
“Pada tahun 2011, Palestina sudah mengajukan permohonan (untuk bergabung dengan PBB), kemudian Dewan Keamanan PBB menangguhkan keputusan tersebut karena adanya tentangan dari Amerika Serikat. Kini, 13 tahun kemudian, lagi-lagi karena veto AS, permohonan Palestina untuk bergabung dengan organisasi tersebut ditolak, impian rakyat Palestina yang telah berusia puluhan tahun dihancurkan tanpa ampun. Sejarah dan masyarakat dunia akan mengingat tindakan Amerika Serikat yang bertentangan dengan semua pihak,” tegas Lin.
Rusia juga murka dengan tindakan AS memveto resolusi tersebut. Menurut Moskow, AS telah menunjukkan sikapnya yang sebenarnya terhadap Palestina dengan menghalangi rekomendasi untuk memasukkan negara tersebut ke PBB.
Bagi Washington, rakyat Palestina tidak punya hak atas negaranya sendiri, menurut Wakil Tetap Rusia Vasily Nebenzia pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.
“Intinya pertanyaannya sederhana: apakah Palestina layak menjadi bagian dari keluarga dunia, untuk berpartisipasi penuh dalam semua keputusan kehidupan internasional,” ujar Nebenzia.
“Dengan menggunakan hak veto untuk kelima kalinya sejak dimulainya eskalasi di Gaza, mereka (AS) kembali menunjukkan sikap mereka yang sebenarnya terhadap Palestina. Bagi Washington, mereka (Palestina) tidak pantas untuk memiliki negara sendiri. Mereka hanya menjadi penghalang di jalan, demi mewujudkan kepentingan Israel,” tegas perwakilan Rusia itu.
“Amerika Serikat yang melakukan veto terhadap usulan resolusi mengenai keanggotaan penuh Palestina di PBB adalah upaya sia-sia untuk mengubah jalannya sejarah,” ungkap utusan Rusia tersebut.
“Penggunaan hak veto oleh delegasi AS hari ini adalah upaya sia-sia untuk menghentikan jalannya sejarah yang tak terelakkan. Hasil pemungutan suara, di mana Washington secara praktis berada dalam isolasi total, sudah membuktikannya,” tegas Nebenzia.
Namun, sejarah tidak akan memaafkan Amerika Serikat atas tindakannya, menurut diplomat tersebut.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(sya)
tulis komentar anda