Arab Saudi Akui Bela Israel dari Serangan Iran
Selasa, 16 April 2024 - 06:34 WIB
Kesepakatan yang disetujui Uni Emirat Arab dan Bahrain di kawasan Teluk ini mengesampingkan isu kenegaraan Palestina yang telah lama memecah belah Israel dan tetangganya serta menjanjikan peningkatan dukungan AS terhadap negara-negara Arab terhadap potensi serangan Iran.
Serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, tiba-tiba menghentikan proses tersebut. Yordania dan Arab Saudi termasuk di antara kelompok yang paling menyuarakan kecaman atas serangan Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 33.000 orang.
Namun, menurut berbagai laporan, Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya bersedia untuk melanjutkan diskusi normalisasi hubungan dengan Israel setelah pertempuran di Gaza mereda.
Giorgio Cafiero, CEO Gulf State Analytics, mengatakan kepada Business Insider bahwa negara-negara Arab akan dianggap memberikan bantuan kepada Israel.
“Saat ini terdapat banyak kemarahan terhadap Yordania dari banyak pihak di dunia Arab-Islam yang melihat Amman melayani Israel dan kepentingan AS lebih dari enam bulan setelah kampanye pemusnahan Israel di Gaza yang hanya ditentang oleh pemerintah Arab seperti Yordania dalam retorika, bukan tindakan nyata,” ujarnya.
Ketika konflik antara Israel dan Iran meningkat, negara-negara Arab menghadapi pilihan sulit antara prioritas keamanan mereka dan mengatasi kemarahan publik terhadap Gaza.
Arab Saudi mengatakan normalisasi dengan Israel harus mencakup jalan realistis menuju negara Palestina. Permintaan itu sepertinya tidak akan dipenuhi oleh pemerintahan Israel saat ini.
Serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, tiba-tiba menghentikan proses tersebut. Yordania dan Arab Saudi termasuk di antara kelompok yang paling menyuarakan kecaman atas serangan Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 33.000 orang.
Namun, menurut berbagai laporan, Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya bersedia untuk melanjutkan diskusi normalisasi hubungan dengan Israel setelah pertempuran di Gaza mereda.
Giorgio Cafiero, CEO Gulf State Analytics, mengatakan kepada Business Insider bahwa negara-negara Arab akan dianggap memberikan bantuan kepada Israel.
“Saat ini terdapat banyak kemarahan terhadap Yordania dari banyak pihak di dunia Arab-Islam yang melihat Amman melayani Israel dan kepentingan AS lebih dari enam bulan setelah kampanye pemusnahan Israel di Gaza yang hanya ditentang oleh pemerintah Arab seperti Yordania dalam retorika, bukan tindakan nyata,” ujarnya.
Ketika konflik antara Israel dan Iran meningkat, negara-negara Arab menghadapi pilihan sulit antara prioritas keamanan mereka dan mengatasi kemarahan publik terhadap Gaza.
Arab Saudi mengatakan normalisasi dengan Israel harus mencakup jalan realistis menuju negara Palestina. Permintaan itu sepertinya tidak akan dipenuhi oleh pemerintahan Israel saat ini.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda