Netanyahu Sesumbar Israel Selangkah Lagi Menang Perang Gaza, tapi....
Senin, 08 April 2024 - 10:17 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sesumbar bahwa Israel selangkah lagi menuju kemenangan dalam perang Gaza. Dia juga bersumpah tidak akan ada gencatan senjata sampai Hamas membebaskan semua sandera.
Itu disampaikannya dalam rapat kabinet Israel pada hari Minggu, yang menandai enam bulan perang yang pecah sejak 7 Oktober 2023 setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel oleh kelompok Hamas.
“Kita selangkah lagi menuju kemenangan,” kata Netanyahu. “Tetapi harga yang kita bayar sangat menyakitkan dan memilukan," katanya lagi, seperti dikutip AFP, Senin (8/4/2024).
Berbicara ketika perundingan gencatan senjata diperkirakan akan dilanjutkan di Kairo dengan mediator internasional, dia mengatakan: "Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya sandera. Itu tidak akan terjadi."
"Israel siap untuk mencapai kesepakatan, Israel belum siap untuk menyerah," imbuh dia.
“Daripada tekanan internasional diarahkan pada Israel, yang hanya menyebabkan Hamas memperkuat posisinya, tekanan komunitas internasional harus diarahkan terhadap Hamas. Hal ini akan mempercepat pembebasan para sandera," paparnya.
Israel menghadapi badai kemarahan internasional atas terbunuhnya tujuh pekerja bantuan dari badan amal pangan World Central Kitchen yang berbasis di AS dalam serangan udara di Gaza pada 1 April.
Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon dengan Netanyahu pada hari Kamis pekan lalu menuntut “gencatan senjata segera” dan mengisyaratkan dukungan AS untuk Israel dengan syarat membatasi pembunuhan warga sipil dan meningkatkan kondisi kemanusiaan.
Sementara itu Netanyahu menuduh Iran berada di balik beberapa serangan terhadap Israel “melalui proksinya”.
“Siapa pun yang menyakiti kami atau berencana menyakiti kami–kami akan menyakitinya. Kami menerapkan prinsip ini, setiap saat dan dalam beberapa hari terakhir,” ujar Netanyahu.
Kekhawatiran bahwa perang di Gaza bisa meluas semakin meningkat setelah Iran berjanji akan membalas pembunuhan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)-nya dalam serangan udara pada hari Senin pekan lalu di gedung konsulat di Damaskus, Suriah.
Para pemimpin Iran telah berjanji akan melakukan pembalasan, dan pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Hassan Nasrallah, menyebut serangan terhadap konsulat tersebut sebagai “titik balik”.
Itu disampaikannya dalam rapat kabinet Israel pada hari Minggu, yang menandai enam bulan perang yang pecah sejak 7 Oktober 2023 setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel oleh kelompok Hamas.
“Kita selangkah lagi menuju kemenangan,” kata Netanyahu. “Tetapi harga yang kita bayar sangat menyakitkan dan memilukan," katanya lagi, seperti dikutip AFP, Senin (8/4/2024).
Berbicara ketika perundingan gencatan senjata diperkirakan akan dilanjutkan di Kairo dengan mediator internasional, dia mengatakan: "Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya sandera. Itu tidak akan terjadi."
"Israel siap untuk mencapai kesepakatan, Israel belum siap untuk menyerah," imbuh dia.
“Daripada tekanan internasional diarahkan pada Israel, yang hanya menyebabkan Hamas memperkuat posisinya, tekanan komunitas internasional harus diarahkan terhadap Hamas. Hal ini akan mempercepat pembebasan para sandera," paparnya.
Israel menghadapi badai kemarahan internasional atas terbunuhnya tujuh pekerja bantuan dari badan amal pangan World Central Kitchen yang berbasis di AS dalam serangan udara di Gaza pada 1 April.
Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon dengan Netanyahu pada hari Kamis pekan lalu menuntut “gencatan senjata segera” dan mengisyaratkan dukungan AS untuk Israel dengan syarat membatasi pembunuhan warga sipil dan meningkatkan kondisi kemanusiaan.
Sementara itu Netanyahu menuduh Iran berada di balik beberapa serangan terhadap Israel “melalui proksinya”.
“Siapa pun yang menyakiti kami atau berencana menyakiti kami–kami akan menyakitinya. Kami menerapkan prinsip ini, setiap saat dan dalam beberapa hari terakhir,” ujar Netanyahu.
Kekhawatiran bahwa perang di Gaza bisa meluas semakin meningkat setelah Iran berjanji akan membalas pembunuhan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)-nya dalam serangan udara pada hari Senin pekan lalu di gedung konsulat di Damaskus, Suriah.
Para pemimpin Iran telah berjanji akan melakukan pembalasan, dan pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Hassan Nasrallah, menyebut serangan terhadap konsulat tersebut sebagai “titik balik”.
(mas)
tulis komentar anda