Dokter Palestina Walk Out dari Acara Buka Puasa di Gedung Putih
Kamis, 04 April 2024 - 16:35 WIB
WASHINGTON - Para dokter yang menghadiri acara buka puasa di Gedung Putih, 2 April 2024, walk out sebagai protes atas kebijakan Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gaza.
AS mengadakan buka puasa tahunan dalam versi yang lebih kecil setelah mayoritas pemimpin masyarakat menolak hadir karena dukungan Washington terhadap kampanye pengeboman genosida Israel di Gaza.
Berbicara kepada CNN, Dr Thaer Ahmad, yang pernah menjadi sukarelawan di Gaza, mengatakan kepada Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, dan peserta buka puasa bahwa dia “berasal dari komunitas yang terguncang, kami berduka. Hati kami hancur atas apa yang terjadi selama enam bulan terakhir.”
“Kami tidak puas dengan apa yang terjadi, belum ada langkah nyata dari Gedung Putih untuk mengakhiri genosida di Gaza,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Untuk menghormati komunitas saya, untuk menghormati semua orang yang menderita dan terbunuh dalam proses tersebut, saya harus keluar dari pertemuan tersebut. Saya ingin meninggalkan para pengambil keputusan dan memberi tahu mereka bagaimana rasanya jika seseorang mengatakan sesuatu dan tidak mendengarkan mereka.”
Ahmad, yang mengatakan dia adalah satu-satunya orang Palestina-Amerika yang hadir dalam pertemuan tersebut, menambahkan, “Tidak banyak tanggapan dari Biden.”
Dia menjelaskan komunitas Muslim telah meminta agar tidak ada makanan yang disediakan saat berbuka puasa untuk menghormati mereka yang menderita kelaparan di Gaza, sehingga acara tersebut diperkecil menjadi pertemuan dengan para pemimpin komunitas.
Alih-alih menghadiri buka puasa di Gedung Putih, umat Islam malah bergabung dengan para aktivis perdamaian yang berbuka puasa bersama dan melakukan protes di luar Gedung Putih.
Emgage Action, kelompok advokasi Muslim Amerika, mengatakan mereka menolak undangan makan malam tersebut, dengan alasan “bantuan militer tanpa syarat yang terus menerus dari Biden kepada Israel,” yang menurut mereka menyebabkan “bencana kemanusiaan yang sangat besar” di Gaza.
AS mengadakan buka puasa tahunan dalam versi yang lebih kecil setelah mayoritas pemimpin masyarakat menolak hadir karena dukungan Washington terhadap kampanye pengeboman genosida Israel di Gaza.
Berbicara kepada CNN, Dr Thaer Ahmad, yang pernah menjadi sukarelawan di Gaza, mengatakan kepada Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, dan peserta buka puasa bahwa dia “berasal dari komunitas yang terguncang, kami berduka. Hati kami hancur atas apa yang terjadi selama enam bulan terakhir.”
“Kami tidak puas dengan apa yang terjadi, belum ada langkah nyata dari Gedung Putih untuk mengakhiri genosida di Gaza,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Untuk menghormati komunitas saya, untuk menghormati semua orang yang menderita dan terbunuh dalam proses tersebut, saya harus keluar dari pertemuan tersebut. Saya ingin meninggalkan para pengambil keputusan dan memberi tahu mereka bagaimana rasanya jika seseorang mengatakan sesuatu dan tidak mendengarkan mereka.”
Ahmad, yang mengatakan dia adalah satu-satunya orang Palestina-Amerika yang hadir dalam pertemuan tersebut, menambahkan, “Tidak banyak tanggapan dari Biden.”
Dia menjelaskan komunitas Muslim telah meminta agar tidak ada makanan yang disediakan saat berbuka puasa untuk menghormati mereka yang menderita kelaparan di Gaza, sehingga acara tersebut diperkecil menjadi pertemuan dengan para pemimpin komunitas.
Alih-alih menghadiri buka puasa di Gedung Putih, umat Islam malah bergabung dengan para aktivis perdamaian yang berbuka puasa bersama dan melakukan protes di luar Gedung Putih.
Emgage Action, kelompok advokasi Muslim Amerika, mengatakan mereka menolak undangan makan malam tersebut, dengan alasan “bantuan militer tanpa syarat yang terus menerus dari Biden kepada Israel,” yang menurut mereka menyebabkan “bencana kemanusiaan yang sangat besar” di Gaza.
(sya)
tulis komentar anda