Berkhianat, 2 Warga Inggris Memihak Rusia dalam Perang Ukraina
Kamis, 28 Maret 2024 - 14:17 WIB
LONDON - Dua warga Inggris telah berkhianat dengan memihak Rusia dalam perang di Ukraina.
Ben Stimson dan Aiden Minnis tercatat sebagai dua orang Inggris pertama yang diketahui berperang untuk Rusia. Tindakan mereka dikecam keras oleh mantan komandan Angkatan Darat Inggris.
Kedua pria tersebut berada di wilayah Donbas bersama pasukan Rusia.
Dalam sebuah video, Stimson terlihat mengenakan seragam militer dengan bendera Rusia terpampang di sakunya. Dia berbicara denganaksen Lancashire yang kental: “Ya, ya, saya kembali ke Rusia, saya kembali berseragam.”
Dia kemudian melambaikan granat yang belum meledak yang digunakan di Ukraina dan bercanda: “Kami mendapat pengembalian dari beberapa pembayar pajak Inggris.”
Dalam video lain, Stimson memperjelas siapa yang dia perjuangkan, yakni Rusia.
"Setiap orang mempunyai pilihannya sendiri...banyak dari kami, para sukarelawan asing, telah memilih untuk bergabung dengan pihak ini, pihak Rusia," katanya, yang dikutip dariThe Mirror, Kamis (28/3/2024).
Sedangkan Aiden Minnis, mantan anggota Front Nasional dan terpidana kasus premanisme asal Chippenham, Wiltshire, mengatakan kepada The Mirror bahwa dia sekarang menjadi “pencari ranjau di Angkatan Darat Rusia”.
Mantan komandan Angkatan Darat Inggris Kolonel Richard Kemp kesal dengan ulah dua pria tersebut. “Keduanya benar-benar memalukan danmerupakan pengkhianat yang harus ditangkap dan dipenjarakan setelah kembali ke Inggris," katanya.
Seperti para "jihadis" Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah, kedua pria tersebut menghadapi hukuman penjara jika atau ketikamereka kembali ke negaranya.
Stimson (48), asal Oldham, Greater Manchester, pernah dipenjara karena pelanggaran terorisme setelah menghabiskan empat bulanmembantu separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas pada tahun 2015, setahun setelah Rusia mencaplok Crimea.
Dia mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia pergi ke sana untukmengemudikan ambulans, namun dalam sebuah wawancara dia mengakuibahwa dia telah menjadi “tentara Rusia” setelah membaca propaganda pro-Komunis secara online.
Dia mengklaim dirinya adalah seorang kelas pekerja yang tidakmemiliki pekerjaan, dan mengatakan dia siap membunuh di garis depandalam tindakan perang.
Stimson pernah ditangkap setibanya kembali di Inggris dan dipenjara selama lima tahun empat bulan pada tahun 2017 setelah mengakui membantu orang lain dalam melakukan tindakan terorisme.
Dia bersikeras bahwa dia tidak bertempur, namun sejak kembali ke Rusia pada bulan Februari lalu, dia mengakui di media sosial bahwa dia tidak hanya bertempur, namun dia ikut serta dalam Pertempuran Debaltseve pada tahun 2015.
Orang yang mengenal Stimson mengatakan dia menjadi tunawisma dan menggunakan heroin setelah keluar dari penjara pada Juni lalu.
Dia menjual harta miliknya untuk membayar visa dan penerbangan ke Moskow. Sebelum berangkat pada tanggal 23 Februari, dia mem-posting di media sosoal: “Saya siap berangkat sekarang, tas sudah dikemas. Saya hanya berharap polisi Inggris tidak menangkap saya dan mengarang ataumemutarbalikkan hal-hal untuk memberatkan saya atas sesuatu yang tidak ada.”
Ben Stimson dan Aiden Minnis tercatat sebagai dua orang Inggris pertama yang diketahui berperang untuk Rusia. Tindakan mereka dikecam keras oleh mantan komandan Angkatan Darat Inggris.
Kedua pria tersebut berada di wilayah Donbas bersama pasukan Rusia.
Dalam sebuah video, Stimson terlihat mengenakan seragam militer dengan bendera Rusia terpampang di sakunya. Dia berbicara denganaksen Lancashire yang kental: “Ya, ya, saya kembali ke Rusia, saya kembali berseragam.”
Baca Juga
Dia kemudian melambaikan granat yang belum meledak yang digunakan di Ukraina dan bercanda: “Kami mendapat pengembalian dari beberapa pembayar pajak Inggris.”
Dalam video lain, Stimson memperjelas siapa yang dia perjuangkan, yakni Rusia.
"Setiap orang mempunyai pilihannya sendiri...banyak dari kami, para sukarelawan asing, telah memilih untuk bergabung dengan pihak ini, pihak Rusia," katanya, yang dikutip dariThe Mirror, Kamis (28/3/2024).
Sedangkan Aiden Minnis, mantan anggota Front Nasional dan terpidana kasus premanisme asal Chippenham, Wiltshire, mengatakan kepada The Mirror bahwa dia sekarang menjadi “pencari ranjau di Angkatan Darat Rusia”.
Mantan komandan Angkatan Darat Inggris Kolonel Richard Kemp kesal dengan ulah dua pria tersebut. “Keduanya benar-benar memalukan danmerupakan pengkhianat yang harus ditangkap dan dipenjarakan setelah kembali ke Inggris," katanya.
Seperti para "jihadis" Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah, kedua pria tersebut menghadapi hukuman penjara jika atau ketikamereka kembali ke negaranya.
Stimson (48), asal Oldham, Greater Manchester, pernah dipenjara karena pelanggaran terorisme setelah menghabiskan empat bulanmembantu separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas pada tahun 2015, setahun setelah Rusia mencaplok Crimea.
Dia mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia pergi ke sana untukmengemudikan ambulans, namun dalam sebuah wawancara dia mengakuibahwa dia telah menjadi “tentara Rusia” setelah membaca propaganda pro-Komunis secara online.
Dia mengklaim dirinya adalah seorang kelas pekerja yang tidakmemiliki pekerjaan, dan mengatakan dia siap membunuh di garis depandalam tindakan perang.
Stimson pernah ditangkap setibanya kembali di Inggris dan dipenjara selama lima tahun empat bulan pada tahun 2017 setelah mengakui membantu orang lain dalam melakukan tindakan terorisme.
Dia bersikeras bahwa dia tidak bertempur, namun sejak kembali ke Rusia pada bulan Februari lalu, dia mengakui di media sosial bahwa dia tidak hanya bertempur, namun dia ikut serta dalam Pertempuran Debaltseve pada tahun 2015.
Orang yang mengenal Stimson mengatakan dia menjadi tunawisma dan menggunakan heroin setelah keluar dari penjara pada Juni lalu.
Dia menjual harta miliknya untuk membayar visa dan penerbangan ke Moskow. Sebelum berangkat pada tanggal 23 Februari, dia mem-posting di media sosoal: “Saya siap berangkat sekarang, tas sudah dikemas. Saya hanya berharap polisi Inggris tidak menangkap saya dan mengarang ataumemutarbalikkan hal-hal untuk memberatkan saya atas sesuatu yang tidak ada.”
(mas)
tulis komentar anda