Ramadan di Gaza: Makanan Langka namun Kesedihan Berlimpah

Selasa, 26 Maret 2024 - 18:01 WIB
Tahun ini berbeda. “Kami tidak lagi mempunyai banyak pilihan dalam hal makanan. Sebaliknya, kami hanya mengandalkan beberapa kaleng makanan yang diterima dalam paket bantuan,” ungkap dia.

“Meskipun sebagian besar orang yang berpuasa di seluruh dunia mungkin mengalami sakit kepala dan kelelahan karena kekurangan makanan dan kafein, tahun ini kami tidak merasakan kelelahan sejak hari pertama Ramadan karena kami telah mengalami kekurangan makanan dan kekurangan kebutuhan pokok selama berbulan-bulan,” papar dia.

Saat ini, masyarakat Gaza berpuasa saat berbuka puasa bukan karena pilihan, namun karena kekurangan makanan dan air.

“Kakak saya yang bekerja di rumah sakit berkata: ‘Kami sudah berpuasa selama lima bulan, jadi saya tidak tahu apakah kami akan sakit kepala pada hari pertama.’ Kami tidak. Sahur pertama kami disertai dengan serangan udara Israel dan tembakan artileri di Deir al-Balah. Ibuku menghela nafas: ‘Bahkan di bulan Ramadhan," ungkap dia.

Ghada Alhaddad menuturkan, “Kami biasa memanjakan diri dengan qatayef, makanan penutup favorit yang populer di bulan Ramadan namun sekarang sudah tidak tersedia lagi. Satu kilogram gula, yang dulunya hanya berharga 8 NIS (USD2), kini menjadi 85 NIS (USD23).”

Semangat Ramadhan di Gaza telah direduksi menjadi sekedar bayangan dari masa lalu. Banyaknya jamuan makan dan pertemuan telah digantikan oleh makanan kaleng.

Keluarga tidak lagi berkumpul dalam perayaan tetapi dalam duka. “Hancurnya rumah, pasar, sekolah, kehilangan orang-orang terkasih, dan terganggunya kehidupan sehari-hari telah membuat kita bergulat dengan rasa sakit dan kehilangan yang tak terbayangkan,” papar dia.

Selama lebih dari lima bulan, Gaza telah mengalami pembantaian, penyakit, kelaparan, pengungsian, pengusiran, dan kehausan.

“Saya mati-matian menantikan Ramadan dengan harapan bulan suci ini berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namun kekerasan dan kebrutalan situasi belum berhenti atau berkurang dengan datangnya bulan Ramadan,” ungkap dia.

Dia mengungkap, “Kami biasa membaca doa di mana kami memohon kepada Tuhan agar Ramadan tiba tanpa kehilangan satu pun orang yang kami cintai.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More