4 Negara Eropa Ingin Akui Negara Palestina, Israel Kesal
Selasa, 26 Maret 2024 - 08:14 WIB
TEL AVIV - Pemerintah Israel kesal kepada empat negara Eropa yang berupaya memberikan pengakuan resmi untuk Negara Palestina.
Rezim Zionis pada hari Senin memperingatkan bahwa rencana empat negara itu merupakan “hadiah bagi terorisme” yang akan mengurangi kemungkinan negosiasi penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.
Spanyol mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa, atas nama perdamaian Timur Tengah, pihaknya telah sepakat dengan Irlandia, Malta dan Slovenia untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan kenegaraan yang dideklarasikan oleh Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza.
Gaza telah lama berada di bawah kekuasaan Hamas, kelompok yang menyerang Israel pada 7 Oktober sehingga memicu perang dahsyat di Gaza. Perang itu juga memicu kekerasan di Tepi Barat, tempat Israel memiliki pemukiman ilegal Yahudi yang luas.
“Pengakuan terhadap Negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya bahwa serangan teror yang mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan isyarat politik terhadap Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, seperti dikutip Reuters, Selasa (26/3/2024).
“Penyelesaian konflik hanya dapat dilakukan melalui perundingan langsung antara para pihak. Keterlibatan apa pun dalam pengakuan Negara Palestina hanya akan menjauhkan pencapaian resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional," ujar diplomat Zionis tersebut.
Katz tidak merinci resolusi seperti apa yang ada dalam pikirannya.
Israel, yang pemerintahan koalisinya mencakup kelompok sayap kanan pro-pemukiman ilegal, telah lama mengesampingkan Negara Palestina.
Hal itu menyebabkan mereka berselisih dengan negara-negara Barat yang mendukung tujuan militer Zionis mengalahkan Hamas namun menginginkan cetak biru diplomasi pascaperang.
Rezim Zionis pada hari Senin memperingatkan bahwa rencana empat negara itu merupakan “hadiah bagi terorisme” yang akan mengurangi kemungkinan negosiasi penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.
Spanyol mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa, atas nama perdamaian Timur Tengah, pihaknya telah sepakat dengan Irlandia, Malta dan Slovenia untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan kenegaraan yang dideklarasikan oleh Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza.
Gaza telah lama berada di bawah kekuasaan Hamas, kelompok yang menyerang Israel pada 7 Oktober sehingga memicu perang dahsyat di Gaza. Perang itu juga memicu kekerasan di Tepi Barat, tempat Israel memiliki pemukiman ilegal Yahudi yang luas.
“Pengakuan terhadap Negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya bahwa serangan teror yang mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan isyarat politik terhadap Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, seperti dikutip Reuters, Selasa (26/3/2024).
“Penyelesaian konflik hanya dapat dilakukan melalui perundingan langsung antara para pihak. Keterlibatan apa pun dalam pengakuan Negara Palestina hanya akan menjauhkan pencapaian resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional," ujar diplomat Zionis tersebut.
Katz tidak merinci resolusi seperti apa yang ada dalam pikirannya.
Israel, yang pemerintahan koalisinya mencakup kelompok sayap kanan pro-pemukiman ilegal, telah lama mengesampingkan Negara Palestina.
Hal itu menyebabkan mereka berselisih dengan negara-negara Barat yang mendukung tujuan militer Zionis mengalahkan Hamas namun menginginkan cetak biru diplomasi pascaperang.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda