Mengapa Perompak Somalia Ditakuti?

Kamis, 21 Maret 2024 - 19:40 WIB
Namun, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Bangladesh mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah “tidak mendukung tindakan militer apa pun” untuk membebaskan Abdullah. Pejabat tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena membahas masalah sensitif, menyebutkan keuntungan yang dimiliki para perompak ketika beroperasi di dekat pantai Somalia.

4. Menguasai Wilayah Perairan yang Sangat Strategi



Foto/Reuters

Perairan lepas pantai Somalia termasuk beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia. Setiap tahun, diperkirakan 20.000 kapal, yang membawa segala sesuatu mulai dari furnitur dan pakaian jadi hingga biji-bijian dan bahan bakar, melewati Teluk Aden dalam perjalanan menuju dan dari Laut Merah dan Terusan Suez, rute maritim terpendek antara Eropa dan Asia.

Puncaknya pada tahun 2011, perompak Somalia melancarkan 237 serangan dan menyandera ratusan orang, demikian yang dilaporkan Biro Maritim Internasional. Pada tahun itu, kelompok pemantau Oceans Beyond Piracy memperkirakan aktivitas mereka merugikan perekonomian global sekitar USD7 miliar, termasuk uang tebusan ratusan juta dolar.

Tingkat serangan saat ini jauh lebih sedikit, dengan para perompak terutama menargetkan semua kapal di perairan yang kurang diawasi. Sejak November, mereka telah berhasil menyita setidaknya dua kapal kargo dan 12 kapal penangkap ikan.

Namun misi tersebut – yang pada bulan Februari telah mengidentifikasi lima kelompok aksi perompak yang aktif di Teluk Aden bagian timur dan Cekungan Somalia – telah memperingatkan bahwa akhir musim hujan bulan ini dapat membuat mereka bergerak lebih jauh ke selatan dan timur.

5. Biaya Asuransi dan Sewa Tentara Bayaran Meningkat



Foto/Reuters

Perompakan mereka telah memperluas cakupan di mana perusahaan asuransi mengenakan premi risiko perang tambahan pada kapal. Premi tersebut menjadi lebih mahal untuk perjalanan melalui Teluk Aden dan Laut Merah, menambah ratusan ribu dolar pada harga perjalanan tujuh hari pada umumnya, kata pejabat industri asuransi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More