Hizbullah Gempur Israel dengan Lebih dari 100 Rudal Katyusha
Rabu, 13 Maret 2024 - 06:06 WIB
BEIRUT - Gerakan Perlawanan Lebanon Hizbullah pada Selasa (12/3/2024) mengumumkan peluncuran lebih dari 100 rudal ke lokasi militer di Israel utara.
Serangan gencar itu sebagai tanggapan atas pemboman Zionis di wilayah Lebanon, terutama kota Baalbek di bagian timur.
Al-Jazeera melaporkan, Army Radio Israel mengkonfirmasi sekitar 100 rudal diluncurkan dari Lebanon dan menargetkan Dataran Tinggi Golan Suriah dan Dataran Hula di Galilea Atas yang diduduki Israel.
Hizbullah mengatakan, “Rudal-rudal tersebut diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap masyarakat, desa dan kota kami, yang terbaru terjadi di sekitar kota Baalbek pada Senin malam.”
Pernyataan itu menambahkan, “Serangan itu menargetkan markas Komando Pertahanan Udara dan Rudal di barak Kaila, pangkalan rudal dan artileri di Yoav, dan posisi artileri yang dikerahkan di sekitarnya dengan lebih dari 100 roket Katyusha.”
Army Radio Israel melaporkan sejumlah rudal dicegat dan beberapa di antaranya mendarat di daerah tak berpenghuni, tanpa mencatat adanya korban luka atau kerusakan.
Sebelumnya pada Senin, pasukan Israel melancarkan dua serangan di sekitar kota Baalbek, di Lebanon timur.
“Seseorang menjadi martir dalam serangan Israel yang menargetkan pabrik minyak zaitun,” ungkap Gubernur Baalbek, Bashir Khader, dilansir Al-Jazeera.
Sumber medis menambahkan tim ambulans mengangkut enam orang yang terluka ke rumah sakit terdekat.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 169 operasi militer dalam 120 hari pertama perang, menewaskan lebih dari 2.000 tentara Israel.
Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Rezim kolonial Israel berusaha menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Zionis.
Namun Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Hizbullah telah berjanji memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel secara ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
Serangan gencar itu sebagai tanggapan atas pemboman Zionis di wilayah Lebanon, terutama kota Baalbek di bagian timur.
Al-Jazeera melaporkan, Army Radio Israel mengkonfirmasi sekitar 100 rudal diluncurkan dari Lebanon dan menargetkan Dataran Tinggi Golan Suriah dan Dataran Hula di Galilea Atas yang diduduki Israel.
Hizbullah mengatakan, “Rudal-rudal tersebut diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap masyarakat, desa dan kota kami, yang terbaru terjadi di sekitar kota Baalbek pada Senin malam.”
Pernyataan itu menambahkan, “Serangan itu menargetkan markas Komando Pertahanan Udara dan Rudal di barak Kaila, pangkalan rudal dan artileri di Yoav, dan posisi artileri yang dikerahkan di sekitarnya dengan lebih dari 100 roket Katyusha.”
Army Radio Israel melaporkan sejumlah rudal dicegat dan beberapa di antaranya mendarat di daerah tak berpenghuni, tanpa mencatat adanya korban luka atau kerusakan.
Sebelumnya pada Senin, pasukan Israel melancarkan dua serangan di sekitar kota Baalbek, di Lebanon timur.
“Seseorang menjadi martir dalam serangan Israel yang menargetkan pabrik minyak zaitun,” ungkap Gubernur Baalbek, Bashir Khader, dilansir Al-Jazeera.
Sumber medis menambahkan tim ambulans mengangkut enam orang yang terluka ke rumah sakit terdekat.
Dukung Gaza
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 169 operasi militer dalam 120 hari pertama perang, menewaskan lebih dari 2.000 tentara Israel.
Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Rezim kolonial Israel berusaha menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Zionis.
Namun Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Hizbullah telah berjanji memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel secara ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
(sya)
tulis komentar anda