Terungkap, Israel Ikut Bermain dalam Kampanye Pilpres Trump
Jum'at, 01 Mei 2020 - 01:19 WIB
WASHINGTON - Dokumen-dokumen FBI yang baru dirilis, telah disunting ulang, mengisyaratkan hubungan Israel dengan orang kepercayaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Roger Stone, selama puncak kampanye pemilu pada 2016 lalu.
Materi FBI itu terdiri dari keterangan tertulis yang diajukan untuk mendapatkan surat perintah penggeledahan sebagai bagian dari penyelidikan hubungan antara kampanye Trump dan Rusia, yang dilakukan oleh Penasihat Khusus AS Robert Mueller.
Sebuah kutipan dari sebuah pernyataan tertulis mengungkapkan bahwa Stone diberitahu oleh seorang kontak yang berbasis di Yerusalem tentang kemungkinan kekalahan Trump.
"Dia akan dikalahkan kecuali kita campur tangan. Kami memiliki intell genting. Kuncinya ada di tangan Anda!" bunyi kutipan tersebut seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (1/5/2020).
Serangkaian referensi lain termasuk pertemuan dengan perdana menteri di Italia pada 2016, meskipun nama dan kewarganegaraan perdana menteri dihapus.
Bunyinya: "Pada atau sekitar 28 Juni 2016, (NAMA DISUNTING) mengirim pesan kepada STONE, 'KEMBALI KE DC SETELAH KONSULTASI YANG MENDESAK DENGAN PM DI ROMA. HARUS BERTEMU DENGAN ANDA WED. EVE DAN DENGAN DJ TRUMP KAMIS DI NYC.”
Sekedar informasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan kenegaraan ke Roma pada akhir Juni. Tetapi, menurut surat kabar Israel Haaretz, tidak jelas apakah dokumen FBI itu merujuk kepadanya.
Dokumen FBI juga menyebutkan menteri tanpa portofolio di kabinet yang menangani masalah-masalah tentang pertahanan dan urusan luar negeri.
Untuk diketahui, Tzachi Hanegbi diangkat pada Mei 2016 sebagai Menteri Pertahanan dan Urusan Luar Negeri. Namun Hareetz juga mengatakan bahwa tidak jelas apakah menteri yang disebutkan adalah orang Israel.
Penyebutan atau petunjuk paling langsung terhadap Israel adalah entri dalam affidavit mulai Agustus 2016.
Kontak yang berbasis di Yerusalem mengirim pesan ke Stone tentang skenario potensial kekalahan Trump.
Menurut pernyataan tertulis, entri itu mengatakan, ”Pada atau sekitar 12 Agustus 2016,” berbunyi: “(NAMA DISUNTING) mengirim pesan kepada STONE, 'Roger, halo dari Yerusalem. Adakah peningkatan? Dia akan dikalahkan (sic) kecuali kita campur tangan. Kami memiliki intell genting. Kuncinya ada di tangan Anda! Kembali di AS minggu depan. Bagaimana Pneumonia Anda? Terima kasih. (DISUNTING) STONE menjawab, ‘Saya baik-baik saja. Masalah rumit. Merenungkan. R., (DISUNTING) Terima kasih.’
Pada bulan Februari, Stone dijatuhi hukuman 40 bulan penjara setelah dituduh berbohong kepada Kongres dan menghalangi penyelidikan.
Pernyataan tertulis FBI ini dirilis pada hari Selasa lalu setelah kasus pengadilan yang diajukan oleh The Associated Press dan organisasi media lainnya.
Stone adalah satu dari enam rekanan Trump yang didakwa dalam penyelidikan Mueller. Stone mengatakan pada hari Selasa bahwa rincian pribadi termasuk dalam dokumen FBI "membuktikan tidak ada kejahatan".
Materi FBI itu terdiri dari keterangan tertulis yang diajukan untuk mendapatkan surat perintah penggeledahan sebagai bagian dari penyelidikan hubungan antara kampanye Trump dan Rusia, yang dilakukan oleh Penasihat Khusus AS Robert Mueller.
Sebuah kutipan dari sebuah pernyataan tertulis mengungkapkan bahwa Stone diberitahu oleh seorang kontak yang berbasis di Yerusalem tentang kemungkinan kekalahan Trump.
"Dia akan dikalahkan kecuali kita campur tangan. Kami memiliki intell genting. Kuncinya ada di tangan Anda!" bunyi kutipan tersebut seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (1/5/2020).
Serangkaian referensi lain termasuk pertemuan dengan perdana menteri di Italia pada 2016, meskipun nama dan kewarganegaraan perdana menteri dihapus.
Bunyinya: "Pada atau sekitar 28 Juni 2016, (NAMA DISUNTING) mengirim pesan kepada STONE, 'KEMBALI KE DC SETELAH KONSULTASI YANG MENDESAK DENGAN PM DI ROMA. HARUS BERTEMU DENGAN ANDA WED. EVE DAN DENGAN DJ TRUMP KAMIS DI NYC.”
Sekedar informasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan kenegaraan ke Roma pada akhir Juni. Tetapi, menurut surat kabar Israel Haaretz, tidak jelas apakah dokumen FBI itu merujuk kepadanya.
Dokumen FBI juga menyebutkan menteri tanpa portofolio di kabinet yang menangani masalah-masalah tentang pertahanan dan urusan luar negeri.
Untuk diketahui, Tzachi Hanegbi diangkat pada Mei 2016 sebagai Menteri Pertahanan dan Urusan Luar Negeri. Namun Hareetz juga mengatakan bahwa tidak jelas apakah menteri yang disebutkan adalah orang Israel.
Penyebutan atau petunjuk paling langsung terhadap Israel adalah entri dalam affidavit mulai Agustus 2016.
Kontak yang berbasis di Yerusalem mengirim pesan ke Stone tentang skenario potensial kekalahan Trump.
Menurut pernyataan tertulis, entri itu mengatakan, ”Pada atau sekitar 12 Agustus 2016,” berbunyi: “(NAMA DISUNTING) mengirim pesan kepada STONE, 'Roger, halo dari Yerusalem. Adakah peningkatan? Dia akan dikalahkan (sic) kecuali kita campur tangan. Kami memiliki intell genting. Kuncinya ada di tangan Anda! Kembali di AS minggu depan. Bagaimana Pneumonia Anda? Terima kasih. (DISUNTING) STONE menjawab, ‘Saya baik-baik saja. Masalah rumit. Merenungkan. R., (DISUNTING) Terima kasih.’
Pada bulan Februari, Stone dijatuhi hukuman 40 bulan penjara setelah dituduh berbohong kepada Kongres dan menghalangi penyelidikan.
Pernyataan tertulis FBI ini dirilis pada hari Selasa lalu setelah kasus pengadilan yang diajukan oleh The Associated Press dan organisasi media lainnya.
Stone adalah satu dari enam rekanan Trump yang didakwa dalam penyelidikan Mueller. Stone mengatakan pada hari Selasa bahwa rincian pribadi termasuk dalam dokumen FBI "membuktikan tidak ada kejahatan".
(ber)
tulis komentar anda