Apa Yang Didiskusikan antara Fatah dan Hamas di Moskow?
Senin, 26 Februari 2024 - 23:23 WIB
GAZA - Seorang anggota Biro Politik Hamas Mohammad Nazzal mengatakan bahwa akan ada pertemuan resmi dengan Fatah dan faksi Palestina lainnya di Moskow, Rusia. Itu dikarenakan karena tidak ada komunikasi resmi dengan Otoritas Palestina mengenai rencana sehari setelah perang berakhir di Gaza.
“Rumor mengenai Rafah di selatan sebagai benteng terakhir Hamas adalah salah; perlawanan ada di seluruh Jalur Gaza,” tambah Mohammad Nazzal, dilansir Middle East Monitor.
“Selain itu, gerakan ini sedang melakukan pertarungan negosiasi politik yang sengit, tidak kalah dengan pertarungan yang dilakukan di lapangan.”
Ke depan, proses perundingan, katanya dalam keterangan pers, bertujuan untuk mengedepankan kepentingan rakyat Palestina. Ini berarti diakhirinya agresi [Israel] dan pemberian bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza, khususnya di bagian utara.
“Belum ada janji untuk menghentikan agresi terhadap Gaza,” ujar Nazzal. “[Otoritas pendudukan Israel] menawarkan gencatan senjata sementara untuk pertukaran tawanan, setelah itu mereka akan menyelesaikan operasi militernya di Rafah.”
Tentara pendudukan Israel telah melancarkan serangan genosida terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dengan dukungan AS dan Eropa.
Israel telah mengebom infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan rumah. Hal ini juga menghalangi masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Setidaknya 30.000 warga Palestina telah terbunuh, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sementara 70.000 lainnya terluka. Lebih dari 85 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
“Rumor mengenai Rafah di selatan sebagai benteng terakhir Hamas adalah salah; perlawanan ada di seluruh Jalur Gaza,” tambah Mohammad Nazzal, dilansir Middle East Monitor.
“Selain itu, gerakan ini sedang melakukan pertarungan negosiasi politik yang sengit, tidak kalah dengan pertarungan yang dilakukan di lapangan.”
Ke depan, proses perundingan, katanya dalam keterangan pers, bertujuan untuk mengedepankan kepentingan rakyat Palestina. Ini berarti diakhirinya agresi [Israel] dan pemberian bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza, khususnya di bagian utara.
Baca Juga
“Belum ada janji untuk menghentikan agresi terhadap Gaza,” ujar Nazzal. “[Otoritas pendudukan Israel] menawarkan gencatan senjata sementara untuk pertukaran tawanan, setelah itu mereka akan menyelesaikan operasi militernya di Rafah.”
Tentara pendudukan Israel telah melancarkan serangan genosida terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dengan dukungan AS dan Eropa.
Israel telah mengebom infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan rumah. Hal ini juga menghalangi masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Setidaknya 30.000 warga Palestina telah terbunuh, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sementara 70.000 lainnya terluka. Lebih dari 85 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
(ahm)
tulis komentar anda