Perang Nuklir di Luar Angkasa antara Rusia dan Amerika Serikat, Mungkinkah?
Rabu, 21 Februari 2024 - 21:21 WIB
Rusia dan Amerika Serikat untuk keduanya memiliki sekitar 90% senjata nuklir dunia, dan keduanya memiliki satelit militer canggih yang mengorbit Bumi.
Pada tahun-tahun awal Perang Dingin, setelah Rusia unggul dalam perlombaan luar angkasa dan kedua belah pihak mengembangkan rudal balistik antarbenua, negara-negara Barat mengusulkan sebuah perjanjian untuk melarang senjata nuklir di luar angkasa. Hasil akhirnya adalah Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967.
Amerika Serikat menyebut Rusia dan China sebagai pesaing negara terbesarnya dan mengatakan keduanya sedang mengembangkan serangkaian sistem senjata baru, termasuk kemampuan nuklir, dunia maya, dan luar angkasa.
Rusia mengatakan dominasi Amerika Serikat pasca-Perang Dingin sedang runtuh dan bahwa Washington selama bertahun-tahun telah menyebarkan kekacauan di seluruh dunia sambil mengabaikan kepentingan negara-negara lain. Moskow mengatakan Amerika Serikat juga sedang mengembangkan sejumlah senjata baru.
Pada tahun-tahun awal Perang Dingin, setelah Rusia unggul dalam perlombaan luar angkasa dan kedua belah pihak mengembangkan rudal balistik antarbenua, negara-negara Barat mengusulkan sebuah perjanjian untuk melarang senjata nuklir di luar angkasa. Hasil akhirnya adalah Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967.
Amerika Serikat menyebut Rusia dan China sebagai pesaing negara terbesarnya dan mengatakan keduanya sedang mengembangkan serangkaian sistem senjata baru, termasuk kemampuan nuklir, dunia maya, dan luar angkasa.
Rusia mengatakan dominasi Amerika Serikat pasca-Perang Dingin sedang runtuh dan bahwa Washington selama bertahun-tahun telah menyebarkan kekacauan di seluruh dunia sambil mengabaikan kepentingan negara-negara lain. Moskow mengatakan Amerika Serikat juga sedang mengembangkan sejumlah senjata baru.
(ahm)
tulis komentar anda