Maduro: Israel Dapat Dukungan Barat yang Sama seperti Hitler
Rabu, 21 Februari 2024 - 06:21 WIB
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan Israel modern mendapat “dorongan, pendanaan, dan dukungan yang sama” dari kolektif Barat seperti Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler sebelum Perang Dunia II.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Venezuela dalam program televisinya, With Maduro Plus, dan mendukung penilaian situasi di Timur Tengah yang baru-baru ini disampaikan Presiden Brasil Lula da Silva.
“Nama-nama keluarga berpengaruh di AS, Eropa, dan London mendukung dan merayakan kedatangan Hitler ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933. Mereka menyemangatinya dan mengizinkannya menganiaya nenek moyang saya yang Yahudi,” tegas Maduro.
Presiden Venezuela itu mengumumkan leluhur Yahudinya pada awal tahun 2010-an, dan mengungkapkan kakek dan neneknya adalah Yahudi Sephardic yang berpindah agama menjadi Katolik.
“Para elit Barat diam saja karena mereka sedang mempersiapkan Hitler melancarkan kekuatan militernya melawan Uni Soviet,” jelas Maduro.
Dia menekankan, “Pada akhirnya, Hitler adalah sebuah konstruksi, monster yang diciptakan oleh kolektif Barat.”
“Israel modern telah berubah menjadi hal yang sama,” tegas presiden.
Dia mendesak orang-orang Yahudi yang masih setia pada akarnya untuk mengakhiri “pembantaian” yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.
“Aparat militer kriminal Negara Israel juga mendapat dorongan yang sama, pendanaan yang sama, dan dukungan yang sama dari Barat,” papar Maduro.
“Seperti yang dikatakan Presiden Lula da Silva, pemerintah Israel melakukan hal yang sama (kepada warga Palestina) seperti yang dilakukan Hitler terhadap orang-orang Yahudi,” ujar dia.
Lula da Silva dari Brasil menyampaikan pernyataan eksplosif pada akhir pekan, menggambarkan tindakan militer Israel terhadap warga di Gaza sebagai “genosida” dan “pembantaian.”
“Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan rakyat Palestina tidak terjadi pada momen bersejarah lainnya. Faktanya, hal itu memang ada: ketika Hitler memutuskan membunuh orang-orang Yahudi,” ujar Lula da Silva.
Pernyataan tersebut mendapat sambutan yang sangat buruk di Israel, dan banyak pejabat tinggi Zionis mengungkapkan kemarahan mereka atas komentar Holocaust tersebut.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengecam kata-kata presiden Brasil itu sebagai “memalukan dan serius,” dan memperingatkan kata-kata tersebut “melewati garis merah.”
Pada akhirnya, presiden Brasil tersebut dinyatakan sebagai persona non-grata di Israel. Menteri Luar Negeri Israel Katz memperingatkan negara Zionis itu “tidak akan melupakan atau memaafkan” dugaan “serangan anti-Semit yang serius” yang dilakukan Lula, dan mendesak pemimpin tersebut mencabut kata-katanya kembali.
Namun Brasilia tetap teguh dengan pendiriannya tersebut. Kepala Penasihat Lula, Celso Amorim, menggambarkan tindakan Israel yang menyatakan presiden persona non grata sebagai langkah yang “tidak masuk akal.”
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Venezuela dalam program televisinya, With Maduro Plus, dan mendukung penilaian situasi di Timur Tengah yang baru-baru ini disampaikan Presiden Brasil Lula da Silva.
“Nama-nama keluarga berpengaruh di AS, Eropa, dan London mendukung dan merayakan kedatangan Hitler ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933. Mereka menyemangatinya dan mengizinkannya menganiaya nenek moyang saya yang Yahudi,” tegas Maduro.
Presiden Venezuela itu mengumumkan leluhur Yahudinya pada awal tahun 2010-an, dan mengungkapkan kakek dan neneknya adalah Yahudi Sephardic yang berpindah agama menjadi Katolik.
“Para elit Barat diam saja karena mereka sedang mempersiapkan Hitler melancarkan kekuatan militernya melawan Uni Soviet,” jelas Maduro.
Dia menekankan, “Pada akhirnya, Hitler adalah sebuah konstruksi, monster yang diciptakan oleh kolektif Barat.”
“Israel modern telah berubah menjadi hal yang sama,” tegas presiden.
Dia mendesak orang-orang Yahudi yang masih setia pada akarnya untuk mengakhiri “pembantaian” yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.
“Aparat militer kriminal Negara Israel juga mendapat dorongan yang sama, pendanaan yang sama, dan dukungan yang sama dari Barat,” papar Maduro.
“Seperti yang dikatakan Presiden Lula da Silva, pemerintah Israel melakukan hal yang sama (kepada warga Palestina) seperti yang dilakukan Hitler terhadap orang-orang Yahudi,” ujar dia.
Lula da Silva dari Brasil menyampaikan pernyataan eksplosif pada akhir pekan, menggambarkan tindakan militer Israel terhadap warga di Gaza sebagai “genosida” dan “pembantaian.”
“Apa yang terjadi di Jalur Gaza dan rakyat Palestina tidak terjadi pada momen bersejarah lainnya. Faktanya, hal itu memang ada: ketika Hitler memutuskan membunuh orang-orang Yahudi,” ujar Lula da Silva.
Pernyataan tersebut mendapat sambutan yang sangat buruk di Israel, dan banyak pejabat tinggi Zionis mengungkapkan kemarahan mereka atas komentar Holocaust tersebut.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengecam kata-kata presiden Brasil itu sebagai “memalukan dan serius,” dan memperingatkan kata-kata tersebut “melewati garis merah.”
Pada akhirnya, presiden Brasil tersebut dinyatakan sebagai persona non-grata di Israel. Menteri Luar Negeri Israel Katz memperingatkan negara Zionis itu “tidak akan melupakan atau memaafkan” dugaan “serangan anti-Semit yang serius” yang dilakukan Lula, dan mendesak pemimpin tersebut mencabut kata-katanya kembali.
Namun Brasilia tetap teguh dengan pendiriannya tersebut. Kepala Penasihat Lula, Celso Amorim, menggambarkan tindakan Israel yang menyatakan presiden persona non grata sebagai langkah yang “tidak masuk akal.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda