Israel Ancang-ancang Invasi Rafah, AS Siapkan Banyak Bom Canggih

Minggu, 18 Februari 2024 - 09:26 WIB
Menurut WSJ, AS telah menyediakan sekitar 21.000 amunisi berpemandu presisi ke Israel sejak dimulainya perang pada Oktober lalu.

Disebutkan dalam laporan itu bahwa senjata yang tersisa cukup untuk pengeboman di Gaza selama 19 minggu, namun jumlah tersebut akan berkurang menjadi beberapa hari jika Israel juga melancarkan serangan penuh ke Lebanon, tempat Israel terlibat dalam pertempuran perbatasan dengan Hizbullah.

Pada hari Jumat, Biden mengatakan dia telah berulang kali mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa harus ada gencatan senjata sementara di Gaza selama pembicaraan ekstensif minggu ini.

Dalam menghadapi kecaman internasional yang luas, Israel bersikeras akan segera melancarkan invasi darat ke Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir.

Di kota itulah sekitar 1,4 juta dari 2,3 juta penduduk wilayah kantong tersebut terpaksa mengungsi akibat serangan Israel di Gaza dalam konflik empat bulan terakhir.

Meskipun pemerintahan Biden menyatakan bahwa serangan Israel ke kota yang padat penduduk tersebut akan menjadi “bencana”, pemerintahan Biden mengatakan bahwa operasi semacam itu tidak akan menimbulkan konsekuensi nyata, seperti pembekuan transfer senjata AS.

Biden mengatakan dia memperingatkan Netanyahu agar tidak melanjutkan operasi militer ke Rafah tanpa "rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan" untuk melindungi warga Palestina yang berlindung di sana.

“Saya mengantisipasi, saya berharap, bahwa Israel tidak akan melakukan invasi darat besar-besaran [ke Rafah] untuk sementara ini. Jadi, perkiraan saya, hal itu tidak akan terjadi,” kata Biden.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya “merencanakan secara menyeluruh” invasi darat ke Rafah, dan Netanyahu berjanji pada Jumat pagi untuk menolak “dikte internasional” mengenai resolusi jangka panjang konflik Israel dengan Palestina.
(mas)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More