Belanda Akhirnya Dilarang Kirim Suku Cadang Jet Siluman F-35 ke Israel

Selasa, 13 Februari 2024 - 08:22 WIB
Pengadilan banding di Den Haag melarang pemerintah Belanda mengirim suku cadang jet tempur siluman F-35 ke Israel. Foto/REUTERS
DEN HAAG - Pengadilan banding di Den Haag memutuskan bahwa Belanda harus berhenti mengirim suku cadang jet tempur siluman F-35 ke Israel.

Alasannya, ada risiko bahwa pesawat canggih buatan Amerika Serikat (AS) tersebut digunakan untuk pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional, yakni pembantaian terhadap rakyat Palestina.

Menanggapi gugatan yang diajukan oleh beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) pada bulan Desember 2023, pengadilan yang lebih rendah memutuskan bahwa penjualan suku cadang jet tempur adalah keputusan politik. Pengadilan banding pun tidak setuju dengan keputusan tersebut.





"Belanda harus melarang ekspor barang-barang militer jika terdapat risiko pelanggaran serius terhadap hukum perang kemanusiaan,” bunyi putusan pengadilan banding pada hari Senin, seperti dikutip dari RT, Selasa (13/2/2024).

Hakim Ketua Bas Boele mengatakan Pemerintah Belanda mungkin diizinkan mengekspor suku cadang F-35 ke Israel di masa depan, tetapi hanya dengan syarat suku cadang tersebut tidak digunakan dalam operasi di Gaza.

“Kami berharap putusan ini akan memperkuat hukum internasional di negara lain sehingga warga Gaza juga dilindungi hukum internasional,” kata Michiel Servaes, direktur Oxfam Novib, salah satu kelompok yang terlibat dalam litigasi tersebut.

Pemerintah Belanda harus mematuhi perintah pengadilan banding ini dalam waktu tujuh hari. Permintaannya untuk menangguhkan perintah tersebut sambil menunggu banding ke Mahkamah Agung telah ditolak.

Suku cadang yang dimaksud adalah milik AS, namun Belanda memiliki gudang regional tempat suku cadang tersebut disimpan dan dikirim ke negara-negara yang tergabung dalam konsorsium F-35.

Israel telah menerima setidaknya satu pengiriman sejak Oktober tahun lalu.

“Pengiriman suku cadang F-35 AS ke Israel dalam pandangan kami tidak dapat dibenarkan,” kata Menteri Perdagangan Geoffrey van Leeuwen, seraya menambahkan bahwa jet tersebut memungkinkan Tel Aviv untuk mempertahankan diri dari ancaman Iran, Yaman, Suriah dan Lebanon.

Diperkirakan 1.200 warga Israel tewas dalam serangkaian serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Israel menanggapinya dengan menyatakan perang terhadap kelompok perlawanan Palestina tersebut dan melancarkan serangan brutal di Gaza.

Sebagian besar dari dua juta penduduk Gaza telah mengungsi dan lebih dari 28.000 warga Palestina tewas dalam serangan brutal Israel sejak 7 Oktober.

Israel membantah melakukan kejahatan perang atau pelanggaran hukum kemanusiaan di Gaza.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa sebagian besar warga Palestina yang terbunuh adalah “teroris” dan milisi Hamas.

Bulan lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosida dalam perangnya melawan Hamas, berdasarkan pengaduan yang diajukan oleh Afrika Selatan.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More