Jet Tempur Siluman F-22 Raptor AS, Canggih tapi Tak Pernah Tembak Jatuh Pesawat Musuh

Minggu, 11 Februari 2024 - 13:15 WIB
Pada saat F-22 terlambat masuk ke layanan militer AS, situasi pertempuran aktif berbeda. Terdapat konflik di kawasan Teluk dan Timur Tengah yang melibatkan AS, namun konflik ini tidak terjadi di negara-negara yang memiliki kekuatan udara yang signifikan.

Berkurangnya peran F-22 menyebabkan produksi jenis ini selesai lebih awal dari yang direncanakan-–pada tahun 2011. Angkatan Udara AS hanya menerima 187 unit pesawat—setelah awalnya berencana untuk mengambil 750 pesawat. Biaya produksi dan operasional yang tinggi serta pengembangan F-35 yang berbiaya lebih rendah namun memiliki kemampuan yang sama juga merupakan faktor penting dalam pembatalan ini.

Kurangnya pertempuran di udara tidak berarti pesawat ini tidak relevan lagi. Keunggulannya, tentu saja, berfungsi sebagai penghalang terhadap potensi keterlibatan—yang merupakan faktor penting bagi perkembangan militer apa pun. Pesawat ini juga terlihat digunakan secara aktif dalam peran serangan udara-ke-darat dibandingkan udara-ke-udara.

"Prestasi" Jet Tempur F-22 Raptor



Pada bulan Februari 2023, Angkatan Udara AS telah menembak jatuh balon mata-mata China di lepas pantai South Carolina. Hal ini dipastikan dilakukan oleh F-22 yang menggunakan rudal AIM-9X Sidewinder di ketinggian sekitar 60.000 kaki.

Ya, itu adalah "prestasi" pembunuhan udara-ke-udara pertama oleh F-22 Raptor, yang targetnya bukan jet tempur lain melainkan balon udara musuh.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengonfirmasi insiden tersebut pada saat itu.

“Balon tersebut, yang digunakan oleh Republik Rakyat China (RRC) dalam upaya menyurvei lokasi-lokasi strategis di benua Amerika Serikat, dijatuhkan di atas perairan teritorial AS," katanya.

Pembunuhan kedua terjadi segera setelahnya, di mana jet F-22 lainnya terlibat dalam penembakan jatuh “objek ketinggian tak dikenal” di atas Alaska. Lagi-lagi, objek itu bukanlah pesawat tempur.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More