Israel Kepung Rumah Sakit di Khan Younis, Ribuan Orang Terancam Tewas
Jum'at, 09 Februari 2024 - 19:52 WIB
TEL AVIV - Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, fasilitas medis terbesar yang masih berfungsi di Gaza, sedang menghadapi “bencana kemanusiaan” yang besar.
Kondisi mengkhawatirkan itu diungkap seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Palestina.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan pada Kamis (8/2/2024) bahwa pengepungan total rumah sakit oleh Israel dan serangan yang ditargetkan di sekitarnya telah menyebabkan ribuan orang di dalam kompleks tersebut berada dalam risiko kematian segera.
“Ada 300 staf medis, 450 orang terluka, dan 10.000 pengungsi di Kompleks Medis Nasser sedang dibunuh dan kelaparan,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Rumah sakit yang terkepung menderita kekurangan anestesi dan obat-obatan perawatan intensif serta perlengkapan bedah.”
Staf dan pasien berada dalam bahaya di Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis, menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), yang mengelola fasilitas tersebut.
“Penembakan artileri yang sangat dekat ke Rumah Sakit PRCS Al-Amal, dengan pecahan peluru menghantam gedung rumah sakit di tengah tembakan senjata berat yang terus berlanjut, menimbulkan bahaya bagi keselamatan staf dan pasien,” tulis organisasi tersebut di X pada Kamis.
PRCS juga mengatakan stafnya sengaja dijadikan sasaran pasukan Israel pada Rabu ketika mereka menjalankan misi untuk mengevakuasi sejumlah orang yang terluka di daerah kantong yang terkepung.
Paramedis Mohammed al-Omari tewas akibatnya, dan dua rekannya terluka.
“Hal ini menjadikan jumlah rekan yang terbunuh saat melakukan pekerjaan kemanusiaan mereka sejak awal perang di Gaza menjadi 12 orang,” papar PRCS.
Sebanyak 27.840 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis.
Lebih dari 67.317 orang terluka akibat serangan gencar Israel di wilayah yang diblokade, ungkap kementerian itu.
Kementerian mengatakan dalam 24 jam terakhir pasukan Israel telah membunuh 130 orang dan melukai 170 orang.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Kondisi mengkhawatirkan itu diungkap seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Palestina.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan pada Kamis (8/2/2024) bahwa pengepungan total rumah sakit oleh Israel dan serangan yang ditargetkan di sekitarnya telah menyebabkan ribuan orang di dalam kompleks tersebut berada dalam risiko kematian segera.
“Ada 300 staf medis, 450 orang terluka, dan 10.000 pengungsi di Kompleks Medis Nasser sedang dibunuh dan kelaparan,” papar dia.
Dia menjelaskan, “Rumah sakit yang terkepung menderita kekurangan anestesi dan obat-obatan perawatan intensif serta perlengkapan bedah.”
Staf dan pasien berada dalam bahaya di Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis, menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), yang mengelola fasilitas tersebut.
“Penembakan artileri yang sangat dekat ke Rumah Sakit PRCS Al-Amal, dengan pecahan peluru menghantam gedung rumah sakit di tengah tembakan senjata berat yang terus berlanjut, menimbulkan bahaya bagi keselamatan staf dan pasien,” tulis organisasi tersebut di X pada Kamis.
PRCS juga mengatakan stafnya sengaja dijadikan sasaran pasukan Israel pada Rabu ketika mereka menjalankan misi untuk mengevakuasi sejumlah orang yang terluka di daerah kantong yang terkepung.
Paramedis Mohammed al-Omari tewas akibatnya, dan dua rekannya terluka.
“Hal ini menjadikan jumlah rekan yang terbunuh saat melakukan pekerjaan kemanusiaan mereka sejak awal perang di Gaza menjadi 12 orang,” papar PRCS.
Sebanyak 27.840 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis.
Lebih dari 67.317 orang terluka akibat serangan gencar Israel di wilayah yang diblokade, ungkap kementerian itu.
Kementerian mengatakan dalam 24 jam terakhir pasukan Israel telah membunuh 130 orang dan melukai 170 orang.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)
tulis komentar anda