PBB: Israel Masih Lakukan Pembersihan Etnis di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem
Jum'at, 09 Februari 2024 - 17:15 WIB
GAZA - Pelapor PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Palestina Francesca Albanese mengatakan pada Rabu (7/2/2024) bahwa Israel tidak pernah menghormati hukum internasional dan dibiarkan melanggarnya sejak 1967.
Menurut Pusat Informasi Palestina, Albanese menegaskan pandangannya bahwa negara pendudukan masih melakukan aksi pembersihan etnis di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem.
“Kelaparan yang diderita penduduk Jalur Gaza tidak ada bandingannya di seluruh dunia,” ujar dia.
Dia menekankan perlunya mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah genosida di wilayah tersebut.
“Semakin tertundanya bantuan dan gencatan senjata, semakin besar jumlah korban di Jalur Gaza,” tegas dia kepada media.
Pelapor khusus tersebut menuduh Israel mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini dengan membunuh lebih banyak warga sipil setiap hari di Gaza.
Dia meminta negara-negara di seluruh dunia memberikan tekanan pada Israel dengan menghentikan transaksi komersial bersama.
Albanese mengatakan dia terkejut mengetahui bahwa negara-negara anggota ICJ baru-baru ini menyerang UNRWA.
Dia menegaskan, komunitas internasional mampu menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan pasukan kolonial Israel di Jalur Gaza.
Agresi berkelanjutan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejauh ini telah menyebabkan 27.708 orang tewas dan 67.147 warga lainnya luka-luka.
Selain itu, 85% populasi Jalur Gaza (sekitar 1,9 juta orang) terpaksa mengungsi, menurut pihak berwenang setempat serta badan dan organisasi internasional.
Menurut Pusat Informasi Palestina, Albanese menegaskan pandangannya bahwa negara pendudukan masih melakukan aksi pembersihan etnis di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem.
“Kelaparan yang diderita penduduk Jalur Gaza tidak ada bandingannya di seluruh dunia,” ujar dia.
Dia menekankan perlunya mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah genosida di wilayah tersebut.
“Semakin tertundanya bantuan dan gencatan senjata, semakin besar jumlah korban di Jalur Gaza,” tegas dia kepada media.
Pelapor khusus tersebut menuduh Israel mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini dengan membunuh lebih banyak warga sipil setiap hari di Gaza.
Dia meminta negara-negara di seluruh dunia memberikan tekanan pada Israel dengan menghentikan transaksi komersial bersama.
Albanese mengatakan dia terkejut mengetahui bahwa negara-negara anggota ICJ baru-baru ini menyerang UNRWA.
Dia menegaskan, komunitas internasional mampu menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan pasukan kolonial Israel di Jalur Gaza.
Agresi berkelanjutan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejauh ini telah menyebabkan 27.708 orang tewas dan 67.147 warga lainnya luka-luka.
Selain itu, 85% populasi Jalur Gaza (sekitar 1,9 juta orang) terpaksa mengungsi, menurut pihak berwenang setempat serta badan dan organisasi internasional.
(sya)
tulis komentar anda