Turki Peroleh F-16, Yunani Dapatkan Jet Tempur Siluman F-35 AS

Minggu, 28 Januari 2024 - 15:01 WIB
AS setujua menjual jet tempur F-16 kepada Turki dan juga setuju menjual jet tempur siluman F-35 kepada Yunani. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan jet tempur F-16 ke Turki menyusul ratifikasi keanggotaan Swedia di NATO oleh Ankara.

Ketika Turki memperoleh F-16, rivalnya sesama negara NATO; Yunani, mendapat izin untuk membeli jet tempur siluman F-35 dari AS.

Meski sama-sama anggota NATO, Ankara dan Athena kerap berseteru terkait sengketa wilayah.

Departemen Luar Negeri AS memberi tahu Kongres tentang persetujuannya atas penjualan F-16 senilai U8SD23 miliar ke Turki, bersama dengan penjualan jet tempur siluman F-35 ke Yunani senilai USD8,6 miliar, pada Jumat malam waktu Washington.





Langkah itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Turki menyerahkan “instrumen ratifikasi” untuk aksesi Swedia ke NATO bersama Washington, yang merupakan gudang dokumen aliansi dan setelah beberapa anggota penting Kongres mencabut keberatan mereka.

Penjualan ke Turki mencakup 40 unit F-16 baru dan peralatan untuk memodernisasi 79 armada F-16 yang ada.

Sedangkan penjualan ke Yunani mencakup 40 unit F-35 Lightning II Joint Strike Fighters dan peralatan terkait.

Turki telah lama berupaya untuk meningkatkan armada F-16 dan meratifikasi keanggotaan Swedia bergantung pada persetujuan penjualan pesawat baru tersebut.

Pemerintahan Joe Biden mendukung penjualan tersebut, namun beberapa anggota Parlemen menyatakan keberatan karena masalah hak asasi manusia (HAM) di Turki.

Para pejabat pemerintah Biden mengatakan keberatan tersebut, termasuk dari ketua dan anggota senior Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Senator Ben Cardin, dan Jim Risch, kini telah diatasi.

Cardin mengatakan dalam pernyataannya pada hari Jumat bahwa dia masih memiliki kekhawatiran mengenai catatan HAM di Turki, namun menyetujui penjualan tersebut berdasarkan komitmen yang telah dibuat Turki untuk memperbaikinya.

“Saya berharap dapat memulai babak baru dalam hubungan kita dengan Turki, memperluas aliansi NATO, dan bekerja sama dengan sekutu global kita dalam melawan agresi Rusia yang sedang berlangsung terhadap negara-negara tetangganya yang damai,” katanya, seperti dikutip ABC, Minggu (28/1/2024).

Turki telah menunda persetujuan keanggotaan Swedia di NATO selama lebih dari setahun, dengan alasan karena mereka yakin Swedia tidak menganggap serius masalah keamanan nasional Turki, termasuk perjuangannya melawan militan Kurdi dan kelompok lain yang dianggap Ankara sebagai ancaman keamanan.

Penundaan ini telah membuat AS dan sekutu NATO lainnya frustrasi.

Sebelum Swedia, Finlandia sudah lebih dulu diterima menjadi anggota baru NATO.

Finlandia dan Swedia, sesama negara Nordik, melepaskan netralitas militer mereka yang telah lama ada setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Aksesi formal Swedia ke NATO kini bergantung pada Hongaria, yang merupakan sekutu NATO terakhir yang belum menyetujui keanggotaannya.

Para pejabat AS dan NATO mengatakan mereka memperkirakan Hongaria akan bertindak cepat, terutama setelah keputusan Turki.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More