Seorang Ayah Tembak Mati Putranya Gara-gara Beda Pilihan Parpol
Jum'at, 26 Januari 2024 - 09:41 WIB
ISLAMABAD - Seorang ayah di Pakistan telah menembak mati putranya setelah berselisih paham tentang bendera partai politik (parpol) mana yang akan dikibarkan menjelang pemilihan umum (pemilu).
Keduanya memiliki pilihan yang berbeda soal parpol yang akan dipilih dalam pemilu.
Pertengkaran terjadi ketika putranya, yang baru saja kembali dari bekerja di Qatar, mengibarkan bendera Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI)—partainya mantan perdana menteri Imran Khan—di rumah keluarga di pinggiran Peshawar, provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
“Sang ayah melarang putranya mengibarkan bendera PTI di rumah, namun sang anak menolak menurunkannya dan meninggalkan PTI (tetap berkibar),” kata petugas polisi distrik setempat, Naseer Farid, seperti dikutip Gulf News, Jumat (26/1/2024).
“Pertengkaran meningkat, dan karena marah, sang ayah menembakkan pistol ke arah putranya yang berusia 31 tahun, sebelum melarikan diri dari rumah.”
Korban meninggal ketika dalam perjalanan ke rumah sakit.
Polisi kini sedang memburu pelaku, yang berafiliasi dengan Partai Nasional Awami yang nasionalis. Pelaku sebelumnya mengibarkan bendera partai tersebut.
Pemilu Pakistan dijadwalkan digelar pada 8 Februari 2024.
Untuk mengamankan jalannya pesta demokrasi tersebut, pada minggu pertama Februari, sekitar 5.000 pasukan paramiliter Frontier Constabulary (FC) akan dikerahkan ke provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan. Demikian disampaikan komandan militer setempat, Moazzam Jah Ansari, kepada AFP.
Keduanya memiliki pilihan yang berbeda soal parpol yang akan dipilih dalam pemilu.
Pertengkaran terjadi ketika putranya, yang baru saja kembali dari bekerja di Qatar, mengibarkan bendera Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI)—partainya mantan perdana menteri Imran Khan—di rumah keluarga di pinggiran Peshawar, provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
“Sang ayah melarang putranya mengibarkan bendera PTI di rumah, namun sang anak menolak menurunkannya dan meninggalkan PTI (tetap berkibar),” kata petugas polisi distrik setempat, Naseer Farid, seperti dikutip Gulf News, Jumat (26/1/2024).
“Pertengkaran meningkat, dan karena marah, sang ayah menembakkan pistol ke arah putranya yang berusia 31 tahun, sebelum melarikan diri dari rumah.”
Korban meninggal ketika dalam perjalanan ke rumah sakit.
Polisi kini sedang memburu pelaku, yang berafiliasi dengan Partai Nasional Awami yang nasionalis. Pelaku sebelumnya mengibarkan bendera partai tersebut.
Pemilu Pakistan dijadwalkan digelar pada 8 Februari 2024.
Untuk mengamankan jalannya pesta demokrasi tersebut, pada minggu pertama Februari, sekitar 5.000 pasukan paramiliter Frontier Constabulary (FC) akan dikerahkan ke provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan. Demikian disampaikan komandan militer setempat, Moazzam Jah Ansari, kepada AFP.
(mas)
tulis komentar anda