5 Kekejaman Militer AS yang Tercatat dalam Sejarah
Senin, 22 Januari 2024 - 20:40 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara yang menerapkan standar ganda. Ketika mereka kerap menggemakan hak asasi manusia, tetapi mereka merupakan negara yang tercatat dalam sejarah memiliki tingkat kekejaman yang tinggi, terutama dalam invasi militer ke negara lain.
Foto/Reuters
Melansir The World, pada tahun 1950, Amerika Serikat melakukan intervensi dalam Perang Korea untuk membela Korea Selatan, namun pasukannya kurang terlatih dan kurang siap. Serangan Korea Utara menciptakan krisis pengungsi yang parah, dan ketika ribuan warga Korea memenuhi medan perang saat mereka melarikan diri dari daerah yang dilanda perang, pasukan AS menjadi panik.
Pada hari yang sama ketika Angkatan Darat AS menyampaikan perintah penghentian pengungsi pada bulan Juli 1950, sekitar 400 warga sipil Korea Selatan dibunuh di kota No Gun Ri oleh pasukan AS dari Resimen Kavaleri ke-7. Para tentara tersebut berpendapat bahwa mereka mengira para pengungsi tersebut mungkin termasuk tentara Korea Utara yang menyamar.
Banyak pengungsi yang ditembak saat berada di atau di bawah jembatan batu yang melintasi kota; yang lainnya diserang dengan bom dan tembakan senapan mesin dari pesawat AS, lapor BBC. Cobaan berat itu berlangsung selama tiga hari, menurut para penyintas setempat dan anggota Kavaleri.
"Ada seorang letnan yang berteriak seperti orang gila, menembak semuanya, membunuh mereka semua," kenang veteran Joe Jackman, dilansir BBC. "Saya tidak tahu apakah mereka tentara atau apa. Anak-anak, ada anak-anak di luar sana, tidak peduli apa itu, berusia 8 hingga 80 tahun, buta, lumpuh atau gila, mereka menembak semuanya."
Associated Press menyampaikan berita tentang pembantaian tersebut pada bulan September 1999. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai salah satu pembunuhan terbesar terhadap warga sipil oleh pasukan Amerika pada abad ke-20.
5 Kekejaman Militer AS yang Tercatat dalam Sejarah
1. No Gun Ri, Korea
Foto/Reuters
Melansir The World, pada tahun 1950, Amerika Serikat melakukan intervensi dalam Perang Korea untuk membela Korea Selatan, namun pasukannya kurang terlatih dan kurang siap. Serangan Korea Utara menciptakan krisis pengungsi yang parah, dan ketika ribuan warga Korea memenuhi medan perang saat mereka melarikan diri dari daerah yang dilanda perang, pasukan AS menjadi panik.
Pada hari yang sama ketika Angkatan Darat AS menyampaikan perintah penghentian pengungsi pada bulan Juli 1950, sekitar 400 warga sipil Korea Selatan dibunuh di kota No Gun Ri oleh pasukan AS dari Resimen Kavaleri ke-7. Para tentara tersebut berpendapat bahwa mereka mengira para pengungsi tersebut mungkin termasuk tentara Korea Utara yang menyamar.
Banyak pengungsi yang ditembak saat berada di atau di bawah jembatan batu yang melintasi kota; yang lainnya diserang dengan bom dan tembakan senapan mesin dari pesawat AS, lapor BBC. Cobaan berat itu berlangsung selama tiga hari, menurut para penyintas setempat dan anggota Kavaleri.
"Ada seorang letnan yang berteriak seperti orang gila, menembak semuanya, membunuh mereka semua," kenang veteran Joe Jackman, dilansir BBC. "Saya tidak tahu apakah mereka tentara atau apa. Anak-anak, ada anak-anak di luar sana, tidak peduli apa itu, berusia 8 hingga 80 tahun, buta, lumpuh atau gila, mereka menembak semuanya."
Associated Press menyampaikan berita tentang pembantaian tersebut pada bulan September 1999. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai salah satu pembunuhan terbesar terhadap warga sipil oleh pasukan Amerika pada abad ke-20.
2. My Lai, Vietnam
tulis komentar anda