Pangeran Arab Saudi: Kerajaan Akan Akui Negara Israel Jika....

Kamis, 18 Januari 2024 - 10:30 WIB
Setelah pecahnya perang Gaza pada bulan Oktober lalu, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS agar kerajaan tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel, kata dua sumber yang mengetahui pemikiran Riyadh, dalam penataan ulang prioritas diplomatiknya.

Kedua sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa akan ada penundaan dalam perundingan yang didukung AS mengenai normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel, yang dipandang sebagai langkah penting bagi kerajaan tersebut untuk mendapatkan imbalan nyata dari pakta pertahanan AS sebagai imbalannya.

Sebelum dimulainya perang Gaza pada tanggal 7 Oktober, baik pemimpin Israel maupun Arab Saudi telah mengisyaratkan bahwa mereka terus bergerak menuju pembentukan hubungan diplomatik yang dapat mengubah Timur Tengah.

Palestina menginginkan sebuah negara di wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, dengan Yerusalem Timur yang diduduki sebagai ibu kotanya. Negosiasi yang disponsori AS dengan Israel untuk mencapai tujuan tersebut terhenti lebih dari satu dekade lalu.

Di antara rintangan yang dihadapi adalah pemukiman Israel di tanah yang diduduki, dan perselisihan antara otoritas Palestina yang didukung Barat dan Hamas yang menolak hidup berdampingan dengan Israel.

“Ada jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi kawasan ini, bagi Palestina, dan bagi Israel, yaitu perdamaian, dan kami berkomitmen penuh untuk mewujudkannya,” kata Pangeran Faisal.

"...gencatan senjata di semua pihak harus menjadi titik awal bagi perdamaian permanen dan berkelanjutan, yang hanya dapat terjadi melalui keadilan terhadap rakyat Palestina."

Pemerintahan sayap kanan Israel telah mengecilkan prospek mereka memberikan konsesi yang signifikan kepada Palestina sebagai bagian dari potensi kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi.

Perang di Gaza dimulai ketika Hamas menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera 240 orang. Israel mengatakan lebih dari 130 orang masih ditahan.

Hamas mengatakan serangan itu terjadi sebagai respons terhadap blokade Israel selama beberapa dekade di Gaza dan agresi terhadap rakyat Palestina, baik di wilayah kantong yang terkepung maupun wilayah pendudukan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More