Rudal Iran Gempur Provinsi Balochistan, Pakistan Murka
Rabu, 17 Januari 2024 - 10:23 WIB
ISLAMABAD - Pemerintah Pakistan mengutuk dugaan serangan rudal Iran di provinsi Balochistan pada Selasa (16/1/2024) yang diklaim menyebabkan korban sipil.
Islamabad mengatakan akan mengajukan protes ke Teheran atas “tindakan sepihak” dan pelanggaran kedaulatannya.
Beberapa portal berita Iran melaporkan pada Selasa malam bahwa rudal dan drone diluncurkan ke markas besar Jaish al-Adl, kelompok yang dituduh Teheran atas serangan yang menewaskan selusin polisi Iran pada bulan Desember.
Namun belum ada pernyataan resmi dari Iran mengenai operasi tersebut.
“Pakistan mengutuk keras pelanggaran wilayah udaranya yang tidak beralasan oleh Iran dan serangan di dalam wilayah Pakistan yang mengakibatkan kematian dua anak tak berdosa dan melukai tiga anak perempuan,” papar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan di Islamabad.
Kemlu menambahkan, “Pelanggaran kedaulatan Pakistan adalah benar-benar tidak dapat diterima dan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.”
“Terorisme merupakan ancaman bagi semua negara di kawasan dan memerlukan tindakan terkoordinasi dibandingkan tindakan sepihak yang tidak sejalan dengan hubungan bertetangga yang baik dan dapat secara serius merusak kepercayaan bilateral,” tegas Kemlu Pakistan.
Kuasa Usaha Iran telah dipanggil untuk menerima surat protes mengenai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Pakistan, sementara surat perintah demarkasi yang sesuai juga telah dikirim ke Teheran, menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Serangkaian ledakan dilaporkan pada Selasa malam di Panjgur, kota di provinsi Baluchistan, Pakistan, dekat perbatasan Iran.
Menurut media Iran, “Dua benteng utama Jaysh al-Adl dilenyapkan dengan serangan presisi oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).”
Pada Senin, IRGC meluncurkan rudal balistik dan drone terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai markas besar Israel di kota Erbil, Irak utara, serta sasaran ISIS di provinsi Idlib, Suriah.
IRGC bersumpah melanjutkan serangan “sampai tetes terakhir darah para martir terbalas,” merujuk pada pemboman tanggal 3 Januari yang menewaskan hampir 100 orang di kota Kerman di Iran.
Saat itu ribuan peziarah berkumpul untuk berduka atas mendiang Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh oleh AS pada tahun 2020.
Kelompok itu juga menyebutkan serangan bulan lalu di Rask, di Iran tenggara, di mana mereka membunuh 11 petugas polisi Iran.
Islamabad mengatakan akan mengajukan protes ke Teheran atas “tindakan sepihak” dan pelanggaran kedaulatannya.
Beberapa portal berita Iran melaporkan pada Selasa malam bahwa rudal dan drone diluncurkan ke markas besar Jaish al-Adl, kelompok yang dituduh Teheran atas serangan yang menewaskan selusin polisi Iran pada bulan Desember.
Namun belum ada pernyataan resmi dari Iran mengenai operasi tersebut.
“Pakistan mengutuk keras pelanggaran wilayah udaranya yang tidak beralasan oleh Iran dan serangan di dalam wilayah Pakistan yang mengakibatkan kematian dua anak tak berdosa dan melukai tiga anak perempuan,” papar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan di Islamabad.
Kemlu menambahkan, “Pelanggaran kedaulatan Pakistan adalah benar-benar tidak dapat diterima dan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.”
“Terorisme merupakan ancaman bagi semua negara di kawasan dan memerlukan tindakan terkoordinasi dibandingkan tindakan sepihak yang tidak sejalan dengan hubungan bertetangga yang baik dan dapat secara serius merusak kepercayaan bilateral,” tegas Kemlu Pakistan.
Kuasa Usaha Iran telah dipanggil untuk menerima surat protes mengenai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Pakistan, sementara surat perintah demarkasi yang sesuai juga telah dikirim ke Teheran, menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Serangkaian ledakan dilaporkan pada Selasa malam di Panjgur, kota di provinsi Baluchistan, Pakistan, dekat perbatasan Iran.
Menurut media Iran, “Dua benteng utama Jaysh al-Adl dilenyapkan dengan serangan presisi oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).”
Pada Senin, IRGC meluncurkan rudal balistik dan drone terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai markas besar Israel di kota Erbil, Irak utara, serta sasaran ISIS di provinsi Idlib, Suriah.
IRGC bersumpah melanjutkan serangan “sampai tetes terakhir darah para martir terbalas,” merujuk pada pemboman tanggal 3 Januari yang menewaskan hampir 100 orang di kota Kerman di Iran.
Saat itu ribuan peziarah berkumpul untuk berduka atas mendiang Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh oleh AS pada tahun 2020.
Kelompok itu juga menyebutkan serangan bulan lalu di Rask, di Iran tenggara, di mana mereka membunuh 11 petugas polisi Iran.
(sya)
tulis komentar anda