Balas Dendam, Rudal-rudal Iran Serang ISIS di Suriah dan Markas Mossad di Irak
Selasa, 16 Januari 2024 - 07:39 WIB
TEHERAN - Rudal-rudal Iran telah menghantam target di Suriah dan Irak, yang diklaim sebagai pangkalan ISIS dan markas mata-mata Mossad —badan intelijen Israel.
Serangan yang berlangsung hari Senin itu diluncurkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), diklaim sebagai pembalasan atas serangan bom baru-baru ini di Iran.
Pada 3 Januari lalu, dua ledakan menewaskan hampir 100 orang di Kerman ketika para peziarah berkumpul untuk menghormati almarhum Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds IRGC yang dibunuh oleh AS pada tahun 2021.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan itu.
Bulan lalu, serangan bom bunuh diri lainnya di kota Rask menewaskan 11 polisi Iran. Kelompok Jaish Al-Adl yang berbasis di Pakistan dituduh sebagai pelakunya.
“Menanggapi kejahatan baru-baru ini yang dilakukan kelompok teroris yang secara tidak adil membunuh sekelompok rekan kami yang terkasih di Kerman dan Rask, kami telah mengidentifikasi tempat berkumpulnya para komandan dan elemen ISIS yang terkait dengan operasi teroris baru-baru ini di wilayah Suriah yang diduduki dan menghancurkannya dengan menembakkan sejumlah rudal balistik,” kata IRGC dalam sebuah pernyataan.
"Kami juga menggunakan rudal terhadap salah satu markas spionase utama rezim Zionis (Mossad) di wilayah Kurdistan di Irak," lanjut pernyataan IRGC.
"Serangan ini sebagai respons terhadap kejahatan rezim Zionis yang baru-baru ini membunuh para komandan Korps Garda Revolusi dan Front Perlawanan,” imbuh IRGC, seperti dikutip RT, Selasa (16/1/2024).
“Kami meyakinkan bangsa kita tercinta bahwa operasi ofensif IRGC akan terus berlanjut sampai tetes darah terakhir para martir terbalaskan."
Meskipun pengumuman tersebut tidak menyebutkan secara spesifik lokasi serangan, laporan dari otoritas Irak menyatakan bahwa rudal-rudal tersebut menghantam kota Erbil.
Iran telah menyerang sasaran Israel di Erbil sebelumnya, pada Maret 2022, sebagai pembalasan atas serangan udara di Suriah yang menewaskan dua perwira IRGC.
Markas mata-mata Mossad, yang jadi target rudal Iran, berada di dekat konsulat Amerika Serikat (AS) di Erbil, sehingga menimbulkan laporan keliru bahwa orang Amerika telah menjadi sasaran.
Sumber keamanan Irak mengatakan kepada ABC News bahwa empat orang tewas di Erbil, namun tidak ada tentara Amerika di antara mereka.
Sumber yang sama mengatakan bahwa delapan lokasi di dekat konsulat AS telah diserang.
Media Iran telah menyebarkan beberapa video yang dimaksudkan untuk menunjukkan peluncuran rudal. Ada laporan yang belum dikonfirmasi mengenai beberapa ledakan dan tembakan di Erbil, kemungkinan berasal dari pertahanan udara yang mencoba untuk menyerang proyektil yang datang.
Serangan yang berlangsung hari Senin itu diluncurkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), diklaim sebagai pembalasan atas serangan bom baru-baru ini di Iran.
Pada 3 Januari lalu, dua ledakan menewaskan hampir 100 orang di Kerman ketika para peziarah berkumpul untuk menghormati almarhum Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds IRGC yang dibunuh oleh AS pada tahun 2021.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan itu.
Bulan lalu, serangan bom bunuh diri lainnya di kota Rask menewaskan 11 polisi Iran. Kelompok Jaish Al-Adl yang berbasis di Pakistan dituduh sebagai pelakunya.
“Menanggapi kejahatan baru-baru ini yang dilakukan kelompok teroris yang secara tidak adil membunuh sekelompok rekan kami yang terkasih di Kerman dan Rask, kami telah mengidentifikasi tempat berkumpulnya para komandan dan elemen ISIS yang terkait dengan operasi teroris baru-baru ini di wilayah Suriah yang diduduki dan menghancurkannya dengan menembakkan sejumlah rudal balistik,” kata IRGC dalam sebuah pernyataan.
"Kami juga menggunakan rudal terhadap salah satu markas spionase utama rezim Zionis (Mossad) di wilayah Kurdistan di Irak," lanjut pernyataan IRGC.
"Serangan ini sebagai respons terhadap kejahatan rezim Zionis yang baru-baru ini membunuh para komandan Korps Garda Revolusi dan Front Perlawanan,” imbuh IRGC, seperti dikutip RT, Selasa (16/1/2024).
“Kami meyakinkan bangsa kita tercinta bahwa operasi ofensif IRGC akan terus berlanjut sampai tetes darah terakhir para martir terbalaskan."
Meskipun pengumuman tersebut tidak menyebutkan secara spesifik lokasi serangan, laporan dari otoritas Irak menyatakan bahwa rudal-rudal tersebut menghantam kota Erbil.
Iran telah menyerang sasaran Israel di Erbil sebelumnya, pada Maret 2022, sebagai pembalasan atas serangan udara di Suriah yang menewaskan dua perwira IRGC.
Markas mata-mata Mossad, yang jadi target rudal Iran, berada di dekat konsulat Amerika Serikat (AS) di Erbil, sehingga menimbulkan laporan keliru bahwa orang Amerika telah menjadi sasaran.
Sumber keamanan Irak mengatakan kepada ABC News bahwa empat orang tewas di Erbil, namun tidak ada tentara Amerika di antara mereka.
Sumber yang sama mengatakan bahwa delapan lokasi di dekat konsulat AS telah diserang.
Media Iran telah menyebarkan beberapa video yang dimaksudkan untuk menunjukkan peluncuran rudal. Ada laporan yang belum dikonfirmasi mengenai beberapa ledakan dan tembakan di Erbil, kemungkinan berasal dari pertahanan udara yang mencoba untuk menyerang proyektil yang datang.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda