China Ancam Taiwan: Langkah Merdeka Akan Dihukum Keras, Ini Jalan Buntu!
Senin, 15 Januari 2024 - 09:35 WIB
BEIJING - China mengumbar ancaman terhadap Taiwan yang baru saja menggelar pemilu, di mana calon presiden pro-kemerdekaan William Lai Ching-te menang.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan setiap langkah menuju kemerdekaan Taiwan akan dihukum keras.
Para pemilih di Taiwan telah menolak seruan berulang-ulang dari Beijing untuk tidak memilih Lai, sehingga memberikan kemenangan telak bagi politisi yang dianggap oleh Partai Komunis China sebagai separatis yang berbahaya.
Beijing, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayah China dan tidak pernah melepaskan kekuatan untuk mengendalikannya, menanggapi kemenangan Lai dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan mengubah “tren reunifikasi China yang tidak dapat dihindari”.
“Jika ada orang di pulau Taiwan yang berpikir untuk merdeka, mereka akan berusaha memecah wilayah China, dan tentu saja akan dihukum keras baik oleh sejarah maupun hukum,” kata Wang Yi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Kairo.
“Ini jalan buntu,” imbuh dia, seperti dikutip AFP, Senin (15/1/2024).
“Apa pun hasil pemilu, mereka tidak bisa mengubah fakta dasar bahwa hanya ada satu China dan Taiwan yang menjadi bagiannya,” lanjut Wang Yi.
“Taiwan tidak pernah menjadi sebuah negara. Itu bukan sebuah negara di masa lalu, dan tentu saja tidak akan menjadi sebuah negara di masa depan,” katanya.
"Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, sangat mengancam kesejahteraan rekan senegaranya di Taiwan, sangat merugikan kepentingan fundamental bangsa China, dan sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan," papar diplomat top China tersebut.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan setiap langkah menuju kemerdekaan Taiwan akan dihukum keras.
Para pemilih di Taiwan telah menolak seruan berulang-ulang dari Beijing untuk tidak memilih Lai, sehingga memberikan kemenangan telak bagi politisi yang dianggap oleh Partai Komunis China sebagai separatis yang berbahaya.
Beijing, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayah China dan tidak pernah melepaskan kekuatan untuk mengendalikannya, menanggapi kemenangan Lai dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan mengubah “tren reunifikasi China yang tidak dapat dihindari”.
Baca Juga
“Jika ada orang di pulau Taiwan yang berpikir untuk merdeka, mereka akan berusaha memecah wilayah China, dan tentu saja akan dihukum keras baik oleh sejarah maupun hukum,” kata Wang Yi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Kairo.
“Ini jalan buntu,” imbuh dia, seperti dikutip AFP, Senin (15/1/2024).
“Apa pun hasil pemilu, mereka tidak bisa mengubah fakta dasar bahwa hanya ada satu China dan Taiwan yang menjadi bagiannya,” lanjut Wang Yi.
“Taiwan tidak pernah menjadi sebuah negara. Itu bukan sebuah negara di masa lalu, dan tentu saja tidak akan menjadi sebuah negara di masa depan,” katanya.
"Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, sangat mengancam kesejahteraan rekan senegaranya di Taiwan, sangat merugikan kepentingan fundamental bangsa China, dan sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan," papar diplomat top China tersebut.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(mas)
tulis komentar anda