Takut dengan Houthi? Arab Saudi Minta AS dan Inggris Menahan Diri

Jum'at, 12 Januari 2024 - 15:18 WIB
Namun, perunding utama Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan serangan di Laut Merah tidak berdampak pada proses perdamaian yang sedang berlangsung dengan Arab Saudi, dengan mediasi Oman dan PBB.

“Ini tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Jalur Gaza, kecuali Amerika ingin memindahkan negara lain di kawasan itu untuk membela Israel, itu soal lain,” katanya kepada Reuters.

Negara-negara Teluk dan Arab yang merupakan sekutu AS, termasuk Arab Saudi, telah menekan Washington untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan bahwa itulah satu-satunya cara untuk mencegah konflik menyebar ke luar Jalur Gaza.

Washington mengatakan pihaknya akan terus mendukung Israel dan memastikan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap kota-kota Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang tidak akan terulang lagi.

“Pihak yang menyeret kawasan ini ke dalam perang yang lebih luas adalah pihak yang membiarkan berlanjutnya agresi dan pengepungan yang berlangsung lebih dari 100 hari di Jalur Gaza,” kata Abdulsalam.

Kelompok ini berusaha untuk menekan Israel dan Amerika agar melakukan gencatan senjata, termasuk mencabut pengepungan di Gaza dan bergerak menuju perdamaian dan dialog, tambah Abdulsalam.

Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu meminta kelompok Houthi Yaman segera mengakhiri serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan secara implisit mendukung satuan tugas pimpinan AS yang telah melindungi kapal-kapal tersebut sambil memperingatkan terhadap meningkatnya ketegangan.

Namun, ketua komite revolusioner tertinggi kelompok Islam, Mohammed Ali al-Houthi, mengatakan bahwa resolusi PBB adalah "permainan politik" dan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang melanggar hukum internasional.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More